Happy reading <3
Ours~
J g!p gasuka pergi aja.
Dalam kurun waktu 6 tahun, sudah banyak yang terjadi dalam pernikahan mereka. Mulai dari pertengkaran kecil hingga akan bercerai, semuanya terjadi dalam sekejap mata. Dan itu semua menjadikannya sebuah pelajaran yang sangat berarti.
Jennie baru saja tiba dirumah setelah seharian bekerja. Dia menghela napas melihat ruang tamu yang sangat berantakan, ingin marah rasanya. Namun saat melihat pelaku utamanya tertidur diantara tumpukan lego, dia mengurungkan niatnya.
Dia tersenyum kecil, merapikan semua mainan yang tercecer. Setelah semuanya tersusun rapi, Jennie membawa cintanya untuk tidur ditempat tidur. Jennie mengecup kepala putrinya kemudian pergi dari sana untuk membersihkan diri.
"Kapan kamu pulang?" Seorang wanita dengan membawa keranjang pakaian bertanya pada Jennie.
"Love, aku bahkan sudah mandi. Kamu di laundry?" Tanya Jennie.
"Iya, dimana Jei?"
"Tidur, tapi belum mandi sore."
"Tidak apa, ayo bantu aku menyiapkan makan malam."
Mereka bergegas menuju dapur, Jennie membantu istrinya memasak. Hal yang sering mereka lakukan dalam setahun belakangan. Jennie menyiapkan alat makan, dia tersenyum tipis melihat sumpit kecil dengan karakter pororo.
Jennie tidak mengerti kenapa. Tapi setiap dia melihat barang-barang mungil milik putrinya, hatinya selalu hangat. Dan terasa sangat senang.
"Baik, semuanya siap. Aku akan membangunkan Jei dulu," Jennie hanya mengangguk. Membiarkan istrinya pergi ke kamar putri mereka.
Lalisa, wanita yang sudah 7 tahun mengisi hati Jennie. Banyak hal yang telah mereka lalui bersama putri mereka juga, Lisa tertawa pelan melihat posisi tidur malaikat kecilnya.
"Sweetheart.. wake up love.." Lisa mengecup pipi gembilnya, membuat bocah 5 tahun itu terbangun.
"Mommy?"
"Yaa, mari makan sayang. Sebelum itu basuh wajahmu dulu," Lisa menggendong putrinya menuju wastafel.
Setelahnya mereka turun untuk makan malam, Jennie tersenyum melihat dua orang tercintanya. Dia bangkit untuk menyiapkan makan mereka.
"Jei sudah mengerjakan tugas sekolah?" Tanya Jennie, dia merapikan rambut anaknya yang berantakan.
"Belum, Dadda bisakah kita pergi berlibur?"
"Hei, tidak ada libur di minggu ini sayang. Kita lakukan di minggu depan,"
Mendengar jawaban dari Jennie, Jeisa menunduk lesu. Ayolah dirinya sangat membutuhkan refresing karena pusing dengan sekolah. Tapi dia bahkan belum belajar perkalian, jadi pusing dibagian mana Jei?
"Tidak apa-apa, besok sepulang sekolah kita belanja kebutuhan dapur." Lisa menenangkan Jeisa agar kembali semangat.
Mendengar suara Lisa, bocah dengan rambut coklat itu hanya mengangguk. Ya setidaknya dia tidak terus berada didalam rumah.
Setelah selesai makan malam, mereka bertiga memutuskan untuk menonton kartun. Hanya Lisa yang menonton sebenarnya, karena putrinya sedang mengerjakan tugas sekolahnya dan Jennie dengan sabar mengajari anaknya.
"Jei perhatikan angka 3 mu, jangan terlalu rapat. Itu terlihat seperti angka 8," Jennie kembali memberi contoh menulis angka.
"Mommyyy..." Jeisa merentangkan kedua tangan mungilnya pada Lisa.