★· epilogue

43 16 14
                                    

surat terakhir
───────────────────

Sore harinya, sekitar pukul tiga selepas ia menenangkan jiwa. Di halaman belakang rumah, ia duduk menatap bumantara. Berulangkali ia menghela napas. Masih merasa jejal atas segala sesal yang dipunya.

Matanya mengerjap sekali. Teringat akan sebuah titipan dari sang putri.

Lantas, ia merogoh saku, mengeluarkan satu amplop merpati, merobek nya hati-hati agar tak merusak isi.

Lembar tipis polos berwarna coklat kayu tersebut, nampak sama seperti kertas yang terdalam dalam buku diary milik mendiang istri.

Emilia menyobek salah satu bagiannya, sepertinya.

Ia membukanya, bersiap membaca goresan pena dan baris kata.

Kepada ayah saya,
Hanan Adhiyaksa namanya.

"Begini kah caranya menulis? Kata-katanya formal sekali padahal aku ayahnya." monolognya, menertawakan kepenulisan itu. Kendati demikian, ia melanjutkan aksi baca. Terlalu sayang bila hanya dibaca setengah-setengah.

Ini saya, Emilia.

Saya menulis surat ini sambil mengamati anda yang tengah terlelap sehabis mabuk berat. Sungguh, tuan, anda benar-benar merepotkan saya. Tapi itu bukan masalah, saya justru senang. Karena anda tidak berbuat macam-macam.

Anda tahu benar bukan? Hari ini, saya ingkah dari rumah untuk membuka lembar baru di negeri perantauan. Saya harap, anda tidak bertanya kemanakah saya singgah.

Saya tahu betul, anda masih tidak terima saya pergi. Bukannya saya kelewat percaya diri, tetapi ini berdasar bukti. Bila anda bertanya apa itu, maka jawabnya adalah segala kalimat yang anda ucapkan tempo hari.

Ada banyak hal yang ingin saya utarakan disini. Tapi nanti, bila saya terus menulis, saya akan tertinggal dari jadwal penerbangan saya. Karena ceritanya tidak bisa digambarkan hanya dengan satu atau dua kata.

Saya harap, waktu bisa saya putar kembali. Dan bila itu terjadi, saya akan membuat anda bungkam di hari itu sehingga anda tidak pernah membuat perjanjian dengan saya.

Anda tahu, ayah. Saya sakit hati waktu itu saat tahu bahwa saya diadopsi dengan maksud lain. Saya kira, dasarnya hanya untuk membangun keluarga biasa yang penuh kasih serta cinta seperti keluarga keluarga yang ada di luar sana.

Jujur saja, saya iri setiap kali pergi bersama ibu keluar rumah. Melihat anak kecil digandeng ayah juga ibunya, atau anak remaja yang dimanja ayahnya.

Boleh saya bertanya? Kenapa saya tidak bisa seperti itu? Anda adalah ayah saya, kan?

Nyatanya, jawaban yang anda ucapkan tidak lagi berguna karena saya tidak lagi di sana. Saya sudah pergi aksa ke suatu negara. Entah itu negara bijana atau yang lainnya. Terserah anda mau menebak saya pergi kemana.

Kalau misalkan anda berniat mencari saya, maka saya menjamin bahwa anda tidak akan pernah menemukan saya.

Saya bahagia atas segalanya. Untuk luka, drama, juga dekap hangat nya walau semua pura-pura.

Berkat anda dan ibu, saya bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi anak yang istimewa. Bukan sekedar jiwa tidak berguna yang tidak sengaja tercipta.

Terimakasih banyak telah mengajarkan kepada saya, bahwa hidup saya itu berharga. Terimakasih sudah meyakinkan diri saya bahwa Tuhan begitu sayang dengan saya.

Saya menghargai segala hal yang kalian lakukan. Termasuk menolong saya dari aksi bodoh yang mungkin akan membuat saya bungkam selamanya.

Saya memang marah kala itu, tapi semakin lama saya sadar, itu adalah bagian dari skenario indah yang Tuhan ciptakan untuk saya.

Doakan saya selamat sampai tujuan. Doakan saya bahagia, juga doakan saya agar luka yang saya punya bisa sembuh sempurna.

Mungkin, suatu hari, dikala kita bertemu lagi. Saya akan menjadi sosok hebat seperti anda, Hanan Adhiyaksa, ayah saya.

Sampai jumpa, ayah. Saya sayang bahkan cinta kepada anda. Terimakasih sudah menjadi sosok ayah yang selama ini saya dambakan.

Dari anak asuh anda,
Emilia.

Terpaksa, ia menarik kurva. Caranya menguatkan diri hanya dengan senyuman seperti ini.

"Ayah doakan, semoga kau bahagia dan baik-baik saja, Emilia."

Seperti yang tertulis. Mungkin, suatu hari, Tuhan akan mempertemukannya kembali dengan sang putri.

Dan sebelum hari itu tiba, Hanan akan menaruh asa pada yang Kuasa. Semoga Dia mengabulkannya.

END

finally, work ini telah tamat!
terimakasih kepada seluruh pembaca
yang telah singgah hingga akhir. maaf bila ending ini tidak sesuai dengan ekspektasi kalian:)
maaf pula atas segala kesalahan dalam penulisan kata ataupun maknanya yang mungkin berbeda dari yang aku tahu. maklum saja. aku tetaplah seorang penulis pemula yang masih membutuhkan banyak
media belajar.

sejauh ini, bagaimana perasaan kalian selepas
membacanya sampai disini?
aku mau tahu.

sedikit cerita, mulanya aku mau cerita ini rampung dalam waktu satu bulan. tapi jadi begitu lama bahkan seperti hampir ke waktu tiga.
gapapa deh, yang penting selesai!

sekian kata-kata akhir yang kelewat banyak ini.
sekali lagi, terimakasih banyak kepada seluruh pembaca yang sudah datang.
memberikan bintang dan juga komentarnya!
kalian terbaik pokoknya<333

tertanda, pemilik cerita.
aesthetichwaa.

ditulis pada       : May, 10th 2022
dipublikasikan :  May, 24th 2022
selesai                  : July, 17th 2022

[✓] Itxaropena Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang