Beautiful Target #8

1.4K 156 12
                                    

Sesampainya dimansion Na, Lee Jeno dan Na Jaemin kembali melanjutkan argumen mereka. Jeno terus mengatakan laranganya terhadap Jaemin untuk tidak bergaul dengan perempuan itu dan Jaemin terus melawan Jeno dengan sikap tenangnya.

Dia tidak meninggikan nada bicaranya seperti yang dilakukan oleh suaminya barusan. Jaemin hanya mengutarakan pendapatnya. "Dia tak melakukan satu hal jahat apapun padaku lantas atas dasar apa kau menuduhnya bahwa dia adalah seorang wanita yang jahat?"

Jeno memijat pelipisnya pelan. "Wanita itu sedang dicurigai oleh kepolisian setempat. dia diduga menjadi seseorang yang memperkerjakan anak-anak dibawah umur, rumor sudah beredar luas anak-anak yang ditemui dijalanan bungkam untuk tidak membuka suara tentang siapa madam mereka. Mark masih sedang menyelidiki dan dia masih belum menemukan bukti apapun. Oleh karena itu, sebagai istriku sebaiknya kau harus berhati-hati Jaemin"

"Wanita itu bisa saja sedang memanfaatkanmu dan mengambil keuntungan darimu."

"Apa yang dia butuhkan dariku?" Jaemin masih tetap mengelak tak menerima semua ucapan suaminya.

Jeno menggertakkan giginya merasa kesal. Jaemin memang seorang pembangkang dan dia sangat sulit untuk menurut padanya. Terlalu sulit memang jika harus mengendalikan Jaemin yang sangat keras kepala.

"Jaemin bisakah kau ikuti saja kemauanku?"

"Tentu saja. Sebagai istrimu aku bisa apa— sejak dulu kau memang tidak pernah mau mendengar pendapatku. "

Jaemin memilih untuk segera pergi keluar kamar.

"Padahal aku hanya ingin memiliki seorang teman, itu saja. Aku bosan terus dikunci disini"

Jeno menghela nafas pelan setelah mendengar penuturan terakhir Jaemin sebelum pergi meninggalkannya. Dia kemudian duduk sambil mengusap wajahnya kasar.

Secara sadar Jeno tahu bahwa sejak awal pernikahan mereka dia terus mengekangnya, menahan Jaemin untuk tidak pernah pergi keluar dan berteman dengan siapapun itu Dia selalu melarangnya. Melihat Jaemin kesepian dan berdiam di mansion— itu lebih baik jika dibandingkan dengan melihat anak itu bergaul dengan orang-orang diluaran sana.

Lantas kemudian punggung tegapnya bersandar pada sandaran sofa dengan mata terpejam sambil mengingat kembali akan memory kenangan tentang mendiang pasangannya terdahulu.

Bibirnya mengulas senyuman tipis, Jeno selalu tampak tenang jika mengingat sosok yang ada dalam ingatannya saat ini. Seseorang yang sangat dicintainya sampai kapanpun.

Ingatan tentang dia selalu menjadi obat untuk kedamaian dan ketenangannya.

"Jen berjanjilah padaku untuk mencintaiku sampai akhir."

"Tentu saja cintaku, takkan pernah ada seseorang yang bisa menggantikanmu untukku."

"Aku mencintaimu suamiku."

"Aku lebih mencintaimu istriku."

Percakapan itu walaupun sangat romantis namun meninggalkan rasa sakit yang begitu dalam sampai detik ini. Karena dia tidak akan pernah bisa merengkuhnya lagi seperti saat itu.

Dia telah pergi jauh sangat jauh.

Sedangkan Dibalik celah pintu kamar tersebut, Jaemin tengah memandang pada buliran air mata yang terus menetes pada sudut mata Lee Jeno. Jaemin dapat melihatnya begitu jelas. Rasa sakit yang Jeno tengah rasakan seakan berhembus kedalam jiwa dan raganya.

BEATIFUL TARGET | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang