Beautiful Target #2

1.1K 106 6
                                    

Menangis dalam diam kini sudah menjadi rutinitas yang Jaemin lakukan setiap hari, seolah bahwa tak ada yang tahu akan akan kesedihannya termasuk Jeno yang merupakan pasangan hidupnya sekalipun. Lelaki itu terlihat sangat acuh, cuek seakan memang tidak pernah peduli padanya. 

Walapun sebenarnya Jaemin menunjukkan kesengsaraannya sangat jelas dihadapan mereka semua namun semua orang yang hidup dirumah itu seolah-olah tak menganggap air mata Jaemin.

Mereka yang melihat justru hanya bisa mentertawakan, apalagi ketika melihat hubungan canggung yang terjalian antara dirinya dengan tuan mereka— hidup Na Jaemin kini selalu menjadi tontonan dan hubungan yang tak pernah terjalin dengan baik bersama suaminya itu kini selalu menjadi bahan pembicaraan yang tak pernah ada ujungnya di mansion itu. Satu diantara mereka semua bahkan benar-benar tidak ada yang peduli padanya.

Dan Dia selalu merasa hidup sendirian disana.

Seperti saat ini, dimana Jaemin kembali meneteskan airmatanya, setelah Jeno berhasil mencapai titik puncaknya.
Jeno menggeram dalam hangatnya tubuh Jaemin, sedangkan Jaemin yang direngkuhnya justru merintih pelan dan lagi-lagi hanya terisak dalam diam.

Jeno bersama dengan tampang datarnya hanya bisa menatap sosok Jaemin yang terkapar lemah dibawahnya setelah semalaman berhasil ia gagahi.

Dia menangkup dagu Jaemin dengan ibu jempolnya, meminta Jaemin untuk menatap padanya juga.

"Jaemin kita harus melakukannya, kita adalah pasangan yang sudah menikah dan aku sah melakukan ini padamu."

Tak ada jawaban apapun dari Jaemin. Dia terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, saat ini hidupnya bahkan sudah seperti bukan miliknya. Dia melakukan segala hal atas bukan kemauannya sendiri. Jaemin benci dengan pernikahan politik ini dan dia benci harus menyerahkan hidupnya pada seseorang yang bahkan sudah sangat ia benci dari sejak awal mereka bertemu.

"Bisakah kau merubah sorot matamu? Aku tak suka dengan tatapanmu yang seolah menganggapku tengah memperkosamu."

Jaemin kembali pada kesadarannya setelah mendengar ucapan itu. Tak lupa dengan tatapan keji yang selalu Jaemin berikan padanya- Jaemin melepas tangan Jeno dari dagunya.

"Kenapa kau selalu melakukan ini Jen? Kau bukan pemilik dari hatiku begitupun dengan aku."

Jaemin berujar lirih, dia tak suka dengan sikap pemaksa Jeno yang dengan seenaknya menggunakan tubuhnya tanpa meminta persetujuan darinya lebih dulu. Selalu seperti ini.

Lantas Jaemin mendorong tubuh Jeno hingga tautan bawah mereka terlepas Jaemin kini mendudukan diri di tempat tidur mereka.

"Lalu Jika aku meminta apa kau akan memberinya?"

Aktivitas Jaemin kemudian terhenti yang kini tengah memakai baju atasannya.

Wajahnya menoleh kearah Jeno sembari kembali mengancingi bajunya.

"Pertanyaannya adalah kenapa kau menginginkan tubuhku padahal kau sama sekali tak mencintaiku?"

Jeno bangkit dari tidurnya kemudian mengambil handuk untuk menutupi bawah pinggangnya. Dia kembali membelai wajah Jaemin dari samping tempat tidur.

"Berapakali aku harus mengatakannya Jaemin? Aku melakukannya karena kini kau adalah pasanganku, bukankah setidaknya aku harus membuat peranmu tinggal disini itu berguna ."

Jeno berjalan ke arah kamar mandi meninggalkan Jaemin yang masih terduduk lemas hingga anak itu menyeringai tak percaya.

Tentu Jeno melakukan hal itu tak lebih dari sekedar untuk melepas hasratnya saja sebagai seorang lelaki dominan.

BEATIFUL TARGET | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang