Beautiful Target #26

972 111 12
                                    

Walau rasanya sakit ketika tidak di ingat oleh orang yang dicintai, namun setidaknya itu lebih baik jika harus kehilangannya. Tidak apa jika hanya Jeno yang mengingat kenangan Indah itu sendirian, Setidaknya Jeno akan baik-baik saja selama Na Jaemin ada disampingnya, Apa yang bakal terjadi jika saja saat itu dia benar-benar mati? Jeno tidak tahu apakah dia masih bisa menjalani hidup tanpanya.


Dan benar. Nyatanya semuanya berubah saat akhirnya dia kembali—dan ketika Jeno harus memulai semuanya dari awal lagi. Ketika Na Jaemin yang hanya menatap asing padanya— bahkan berbalik membencinya. Dia berubah menjadi sosok yang begitu dingin untuknya..

Semua orang tidak tahu bagaimana frustasinya Jeno kala Jaemin tiba-tiba saja menolak pernikahan ulang mereka. Hanya kebencian yang ia dapatkan. Seandainya saja saat itu Jeno bisa mengatakan bahwa mereka pernah hidup bersama, apakah Jaemin tidak akan memandangnya seperti itu lagi? apakah Jaemin akan mencintainya lagi?

"Kakek, bagaimana bisa kau menikahkanku dengan seorang duda seperti dia? Aku tidak mau aku tidak bisa menerima perjodohan ini."

Jeno mendengarkan obrolan mereka, Pernyataan yang membuat dadanya terasa sakit ketika datang melamarnya. Tidak disangka bahwa sebuah penolakan yang akan dia dapatkan saat itu.

Membuatnya marah sampai pada akhirnya Jeno berubah menjadi sosok yang lebih keras dan pemaksa. Menambah kebencian Jaemin menjadi berlipat-lipat.

Namun sebenarnya Jeno merasa ragu, Seiring dengan ingatan Jaemin yang hilang apakah perasaannya juga ikut pudar? Atau sebenarnya Jaemin tidak pernah menaruh rasa padanya sejak awal? Semuanya menjadi tampak meragukan dan meninggalkan Jeno dalam kebingungan. Sejauh ini Jeno tidak pernah tahu apa-apa.

Tangisan Jaemin yang selalu ia lihat kala masih hidup bersamanya saat itu selalu saja membayanginya. Hal yang menjadi salah satu keraguannya, apa yang membuat Jaemin sedih saat mereka sudah tinggal bersama?

Jeno yang tidak pernah tahu alasannya, dia tertutup dan tidak pernah mengungkapkannya. Jaemin yang tidak pernah berterus terang padanya.

Pernah satu kali Jeno menanyakan hal yang selalu menjadi keraguannya. Saat mereka berada di  dalam kamar.

"Apa yang membuatmu sedih sayang? Apa ada yang menyakitimu disini? Katakan! Aku akan menghukumnya." Jeno megakat wajah Jaemin agar menatapnya.

Jaemin menyusut sisa air matanya lalu tersenyum tipis."Tidak ada, aku hanya berbahagia karena akhirnya aku bisa hidup bersama denganmu."

Jeno tidak pernah berpikir panjang dan selalu menganggap bahwa Jaemin berkata jujur padanya. Walaupun sebenarnya dia tetap saja merasa ragu.

"Akupun sama, bahagia karena pada akhirnya kaulah yang menjadi takdirku."

Jeno memeluknya.

"Na Jaemin— jika kau butuh apapun dariku katakan saja! aku akan berusaha memberikan semuanya untukmu dan semampuku."

Jeno terus memeluknya semakin erat menyampaikan pada Jaemin bahwa sama sekali tidak ada yang perlu dikhawatirkan, selama Jaemin ada dalam perlindungannya Jaemin tidak perlu takut akan apapun.

Dan pada akhirnya Jeno hanya bisa menunggu, namun Jaemin tidak pernah mengatakan dengan jujur tentang semua yang menjadi kesedihannya. Hingga harus membuat Jeno mencari sendiri tentang sebab yang menjadi awal kesedihan Jaemin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BEATIFUL TARGET | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang