Beautiful Target #23

695 92 16
                                    

Sebenarnya Hana sudah terlalu lelah, dia ingin berhenti dan dia sudah terlalu banyak berbohong padanya. Sudah terlalu banyak yang ia tutupi. Rasa bersalahnya jadi semakin besar. Sungguh bukan ini yang Hana inginkan tapi situasi yang memaksanya untuk terus bungkam.  Hana hanya sekedar berharap bahwa jalan yang sudah mereka lalui bersama ini  menjadi jalan yang terbaik dan semuanya menjadi tetap terlindungi tanpa takdir harus terulang lagi. 

"Semoga kebahagiaan kembali menyertai keluarga yang telah kembali bersama di dalam rumah ini, Tn Lee dan juga cintanya—tolong jangan pisahkan kembali meraka." 

Hana menyelesaikan doanya lalu dia segera memadamkan lilin. Dia tidak tahu bahwa Jaemin saat ini tengah menguntitnya. Lantunan harapan yang disuarakan oleh Hana juga terlanjur terdengar oleh telinganya. Sesuai dugaan, Jaemin tahu bahwa Hana bukanlah sembarang orang. Perempuan itu bahkan mengetahui semuanya termasuk kembalinya seseorang yang telah datang ke dalam rumah ini—

Jaemin tidak dapat berkata-kata, semua orang yang berada disekitarnya ternyata bersekongkol untuk menggunakannya. Jaemin, dirinya hanya dijadikan sebagai alat. Walau Jaemin sudah tahu tapi dia mencoba untuk tidak peduli, dia harus kuat sebelum akhirnya semua rahasia itu terbingkar, pada akhirnya dia akan dibuang dan Jaemin harus menyiapkan diri untuk hal itu.

dMeski dia tahu bahwa hal-hal menyakitkan akan terus berdatangan seiring dengan pencariannya tapi Jaemin sudah memilih untuk mengambil semua risikonya. 

Tanpa suara Jaemin terus mengikuti kemana langkah perempuan itu pergi, disana Hana mencaris seseorang dan Jaemin terus menyelidiki setiap inci dari pergerakan perempuan itu. Seiring dengan langkahnya hati kecil Jaemin terus bersuara.   

Sejak awal aku masuk ke dalam rumah ini, kau adalah orang pertama yang mengulurkan tangan untukku Hana-ssi, kau adalah orang yang kupercaya, kau adalah satu-satunya orang yang membujukku untuk merasa nyaman tinggal dalam rumah ini, Kau setia menemaniku. Tapi pada nyatanya kau melakukan semua itu untuk tujuan tertentu.

Dan...

Diantara semua orang, kau dan Jeno adalah orang yang paling menyakitiku. 

"dan semuanya sama saja, tidak ada yang benar-benar berada dipihakku."

Jaemin mengelus perutnya. "Mungkin hanya kau yang akan setia menemaniku." Jaemin meremat tangannya.

Lalu tiba-tiba saja Jaemin menghentikkan langkahnya. Didepannya dia melihat Hana menghampiri seorang pelayan yang berpapasan dengannya. Jaemin menyumbunyikan tubuhnya diantara dinding dan menyaksikan apa yang tengah mereka perbincangkan. 

"Kau mau pergi kemana?" 

Pelayan itu membungkuk singkat di hadapan Hana. 

"Tn. Lee memanggilku, dia memintaku untuk membawakan selimut yang baru untuknya."

Lantas Jung Hana menatap kesekitar ruangan membuat Jaemin menggeserkan tubuhnya agar tidak terlihat. 

"Pergilah!" Hana berseru singkat. 

Pelayan itu kembali membungkukkan kepalanya pada Hana sebelum akhirnya pergi dan masuk ke dalam kamar. Jaemin mengigit bibirnya, pelayan wanita yang ia lihat adalah pelayan yang sama yang pernah ia lihat kemarin. 

Matanya penuh selidik, dalam jari manisnya tersemat sebuah cincin yang tak asing. Jaemin tersentak terhatan di tempatnya berdiri saat ini. 

"Itu adalah cincin pernikahanku dengan Jeno." ucap Jaemin pelan. Degup jantungnya berdegup lebih cepat. Jaemin merasa bahwa tubuhnya tiba-tiba menjadi kaku dan ia tidak bisa melangkah lebih jauh lagi. Dia merosot ke lantai. 

"Benarkah dia orangnya?" Suara Jaemin bergetar, dia tidak salah lihat cincin itu adalah miliknya. Lalu Jaemin ingin sekali menepis rasa sakit yang tiba-tiba saja datang tanpa sebuah peringatan padanya. 

BEATIFUL TARGET | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang