Mereka telah sampai dirumah, Jaemin berhasil dibawa pulang oleh Jeno dan dia tidak akan pernah sekalipun membiarkan Jaemin pergi darinya lagi. Tidak akan pernah.
Ditinggalkan—menjadi sebuah trauma yang besar bagi Lee Jeno hal yang selalu menjadi ketakutannya sampai detik ini. Cukup waktu itu dia ditinggal pergi dan sejauh ini Jeno sudah melindunginya dan dia tidak akan pernah membiarkan hal menyedihkan itu terjadi kembali.
Jaemin kini tengah berada dalam genggamannya dan tidak akan pernah ia lepaskan. Jaemin sudah menjadi miliknya dan akan selalu seperti itu.
Dipeluknya Jaemin erat-erat. Tubuhnya masih bergetar, memang tidak semudah itu menghilangkan rasa takut yang terus menderanya. Sedangkan dalam pelukannya Jaemin terdiam—mencerna situasi. Dia tidak tahu seberapa besar rasa takut yang tengah Jeno rasakan saat ini.
Jaemin mendengarkan degup jantung Jeno yang berdetak kencang untuknya, Jaemin masih merasakan getaran tubuh Jeno yang memeluknya erat. Jaemin bahkan tidak bisa memberontak dan melepaskan diri. Sebegitu kuat Jeno mengikatnya dalam sebuah pelukan yang begitu membingungkannya.
Sebenarnya dalam hatinya ia bertanya.
"Jeno apa kau takut kehilanganku? Tapi kau sangat mencintai istrimu—lantas kenapa kau bersikap seperti ini padaku?
Jaemin terus merenung, Jaemin tidak mengerti pada segala afeksi yang telah Jeno berikan untuknya. Jeno selalu saja membingungkannya.
Dibalik itu —Sebagian pikiran Jaemin tertuju pada Hyunjin yang saat ini ditangkap dan dikurung disebuah ruangan bawah tanah Mansion.
Jaemin masih mengingat bagaimana Jeno yang sangat marah terhadap Hyunjin. Jeno mencapnya sebagai seorang penjahat yang telah berhasil membawa Jaemin pergi.
"Apa tujuanmu membawa Jaemin pergi dariku?" Suara lantang Jeno terdengar begitu marah dihadapan Hyunjin yang ambruk akibat terkena sebuah tembakan.
Hyunjin menatap Jeno dengan sebuah tatapan yang tidak bisa diartikan oleh siapapun yang tengah menyaksikan pertengkaran mereka saat itu.
"Membuatnya tinggal denganmu sama saja dengan melukainya lagi. Kau harus melepaskannya" Hyunjin membalas perkataannya.
Jeno melayangkan sebuah pukulan keras yang tidak dibalas oleh Hyunjin. Lelaki itu pasrah pada perlakuan Jeno yang terus terusan menghajarnya.
"Kau tau apa tentang dia? Apa kau berusaha menjadi seorang ksatria untuknya?" Jeno masih saja berteriak tanpa ingin meredam emosinya.
Jaemin berusaha mencegah Jeno untuk tidak menyakiti Hyunjin tapi Renjun yang yang berada disampingnya mencegah Jaemin untuk tidak ikut campur.
Lelaki cantik itu justru membawa Jaemin untuk masuk ke dalam mobil bersamanya lebih dulu.
Renjun menemaninya disana. biarkan Mark dan Jeno yang mengurus lelaki itu.
"Ini demi kebaikanmu Jaem." Renjun berkata pelan disamping Jaemin.
Jaemin menoleh ke arah pemuda manis itu.
"Kebaikan apa? Sebenarnya apa yang tengah kalian sembunyikan dariku?" Jaemin bertanya-tanya.
"Sebanarnya aku hanya ingin lari dari semua kebingungan ini." Tambah Jaemin sembari melihat keluar dari jendela kaca mobil.
Malam yang tenang telah berubah menjadi sebuah tragedi yang mengerikan. Kilatan cahaya tampak beradu, muncul diantara awan yang gelap dan malam yang semakin pekat.
Hujan mengguyur dengan deras di luar. Pikirannya semakin kacau dan berantakan sebagaimana rintik hujan yang turun mengiringi. Namun Jaemin hanya bisa diam dan tidak bisa berbuat apa-apa biarkan orang-orang berlaku apapun terhadapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEATIFUL TARGET | NOMIN
FanfictionBEAUTIFUL TARGET (The Real Villain) Romance, Thriller, Sad Action, Royal Family, boys love, yaoi Jaemin merasa bahwa anugerah kecantikan yang diberikan padanya tidak memiliki berkah, semua orang membencinya bahkan ingin melenyapkannya. Jaemin tida...