Beautiful Target #14

826 101 10
                                    

Belum lama tinggal di mansion Jeno, Karina sudah menunjukkan sifat aslinya tanpa harus menutupi atau berakting lagi di hadapan Jaemin dia dengan bebas berlaku seenaknya disana. Sejak awal dia sudah berniat merebut posisi lelaki itu. Dia tidak ingin ditelantarkan lagi dan dia sedang berusaha mendapatkan haknya disini.

Melihat Jaemin yang tengah lewat didepannya Karina kembali meluncurkan aksinya seolah memang dia sengaja membuat Jaemin tidak nyaman tinggal di mansion ini.

"Tn.Na kau sepertinya masih belum menyerah, dari pada anda terus sakit hati kenapa tidak secepatnya anda pergi dan menyerahkan posisi anda pada saya."

Jaemin lantas menoleh dan tak menyangka bahwa wanita itu bisa berkata tidak sopan padanya.

"Apa kau sedang berkata pada dirimu sendiri?" Jaemin menimpali dan merasa tak mau kalah dari wanita tersebut.

"Kau hanyalah simpanan disini, dan sampai kapanpun yang hanya bisa kau lakukan adalah mengemis." Jaemin berkata dengan sikap tenangnya tanpa menunjukkan emosinya.

"Berhentilah bersikap bahwa kaulah yang paling istimewa, karena pada faktanya jika kau orang spesial di mata Jeno, dia sudah membawamu kesini dari dulu tanpa perlu kau minta, cih." Jaemin menunjukan senyum sinis disana. Jangan harap bahwa wanita itu bisa menang darinya.

Dan benar, Karina tidak berkutik. Wanita itu justru mengepalkan kedua tangannya sampai jari-jari bukunya memutih.

"Jeno memiliki kelasnya sendiri untuk seseorang yang bisa bersanding dengannya dan kau tidak memilikinya. Jadi berhentilah bermimpi." Jaemin terus menumpahkan kalimat-kalimat jahat pada perempuan itu.

"Apa kau tidak pernah berpikir bahwa kau digunakan sebagai pemuas nafsunya saja. Jeno tidak lebih menganggapmu sebagai seorang perempuan murahan, dasar rendah!"

Jaemin mengakhiri kalimatnya sebelum berlalu pergi —yang dimana kata-kata tersebut membuat Karina berteriak memaki-makinya dibelakang. Hingga semua pelayan rumah yang sedang menjalankan tugasnya tiba-tiba tercengang dan semakin memandang rendah pada tamu yang tak pernah diundang itu.

_____

Mark kembali bertemu dengan Jeno diruang pribadinya, Mark terus menunjukkan rasa kekhawatirannya disana.

"Kita harus berhati-hati dalam bertindak Jeno. Kita tidak tahu apa yang akan dilakukan wanita itu disini." ucap Mark.

Jeno yang tengah menyebat membuang sisa puntung rokoknya ke dalam asbak.
"Mark, kau itu detektif, kenapa kau jadi yang paling khawatir? Seharusnya dari gerak-geriknya saja kau harus tahu apa yang akan dilakukan wanita itu.

Mark lantas mengusap mukanya karena jengah. "Detektif saja bisa kecolongan, kita tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh seorang penjahat yang ahli Jen." Mark mendesah dan menjeda kalimatnya.

"Jen kau tahu apa yang kudapatkan lagi informasi tentang Karina?"

Seketika Jeno menatap Mark dalam. "Rumor tentang wanita yang dulu sempat kau kencani itu— ternyata memang benar dia adalah seorang pembunuh."

"Apa?"

Mark melanjutkan kalimatnya. "Dia pernah dipenjara karena kasus pembunuhan bangsawan, namun tiba-tiba seorang penyelamat datang dan mengajukan banding atas kurangnya bukti dari pembunuhan tersebut. Kasus dihentikan lalu dia dibebaskan begitu saja—"

Jeno meresa tercekat, kedua tangannya bergetar hebat.

"Jen—" Mark tiba-tiba panik melihat Jeno yang seperti kesakitan menahan sesuatu.

Jeno menggetarkan giginya. "Berarti dugaan kita benar Mark, Bisa jadi dia adalah orang yang membunuh istriku saat itu."

_____

BEATIFUL TARGET | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang