Bagaimana caramu mendeskripsikan sebuah cinta pertama?
Sesuatu yang wah?
Membahagiakan?
Mendebarkan?
Mungkin seperti itu ya.
Semua orang pasti memiliki cinta pertama. Entah itu terjadi di saat kita kecil, remaja atau di saat dewasa.
Ada yang pernah bilang jika cinta pertama itu susah dilupakan. Bahkan katanya lagi, terpatri di hati kecil kita. Mungkin itu benar adanya.
Namaku Park Sooyoung. Kalian bisa memanggilku Joy. Joy adalah nama pemberian sahabat kecilku, Yerin.
Yerin pernah mengatakan jika keberadaanku membuatnya bahagia. Awalnya nama itu kuanggap biasa saja. Namun lama kelamaan semua orang memanggilku Joy. Yang paling aneh adalah... Yerin malah sekarang memanggilku dengan nama kecilku.
Sooyoung.
"Sooyoung... bagaimana kabarmu?"
Aku tersenyum kepada Bibi Kim- ah salah maksudku kepada Ibu mertuaku. Benar, aku sudah menikah.
Menikah dengan seseorang yang bahkan tidak pernah terpikir.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim Taehyung.
Dia dulunya playboy cap biawak di kampusku. Melihat fotonya saja pasti kalian bisa tahu kan aura tersebut.
Ibu Taehyung selalu mengatakan bahwa aku yang mengubah putranya. Padahal kan perubahan seseorang itu 70 persen bisa didasari karena niat diri sendiri. Selebihnya bisa berasal dari lingkungan, termasuk motivasi dari seseorang.
Sedikit berlebihan. Begitulah Ibu mertuaku. Meski begitu, aku sangat menyayangi beliau.
Taehyung itu tampan. Tak ada yang mampu menampik hal tersebut. Namun yang ada, ia malah memanfaatkan keberkahan itu untuk menarik perhatian para gadis dan berhasil meraih cap sebagai playboy cap biawak dariku.
Fuckboy, kalo kata anak muda jaman sekarang. Yerin saja mantannya Taehyung. Kurang playboy apa coba?
Sejujurnya aku tidak begitu tahu bahwa Kim Taehyung itu mengenalku. Aku saja tidak mengenalnya, hanya tahu jika ia adalah lelaki yang hobi berkencan.
.
"Sooyoung... kau tidak sadar? Sedari tadi Taehyung itu menatapmu."
Aku menoleh. Di sana ada Taehyung yang duduk bersama teman-temannya. Yerin benar, pandangannya ke arahku.
