Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Agaknya kalimat tentang lelaki lebih mudah mengatasi rasa galaunya tapi sulit melupakan itu benar adanya.
Dia belum lupa dan tidak berniat melupakan sosok gadis yang amat ia cintai. Duh bahasanya :)
Intinya rasa sayangnya masih teramat besar namun hubungan mereka harus kandas karena sesuatu.
Kumpul kuy!
Jeno mengernyit. Pesan dari nomor baru masuk di ponselnya. Siapa ya?
Gue Haechan.
Tanpa pikir panjang Jeno langsung menekan tombol telepon.
"Halo."
Gile langsung nelpon.
"Kali aja fans gue," balas Jeno dengan candaan.
Haechan tertawa pelan di ujung sana. Lelaki yang juga adik dari mantannya itu memang sudah dekat dengan Jeno semenjak dirinya pdkt dengan Joy.
Keluar ayo. Lama nih ga ketemu.
"Perasaan kita ketemu terus deh tiap acara kampus."
Ah masa? Gue tiba-tiba amnesia nih.
Jeno menatap ponselnya kemudian kembali menempelkannya di telinga.
"Males. Ga mood."
Ada Kak Joy-
"Oke! Gue berangkat sekarang!"
Yee dugong...
Ayolah, apa itu move on?
🌵🌵🌵
Haechan setiap bertemu Jeno bawaannya suram dan malam ini ia bermaksud untuk menyatukan dua insan itu.
Jeno dan kakaknya.
Walau niat dan tidak niat tapi Haechan sendiri memang tahu bahwa Jeno sangat tulus kepada kakaknya.
Mereka putus karena kesalahpahaman tapi Jeno hanya bisa mengalah dengan keputusan itu. Inget kan, Joy sama Haechan itu masih satu gen. Sama-sama sulit dibantah dan dilawan.
Ego-nya tinggi.
Tadi sebelum ia menelpon Jeno, Haechan telah memastikan bahwa Joy bisa ikut dengannya malam ini.
