29. Sialan, Aji.

244 48 1
                                    

"kak Raka, aku kangen Kak Maik..." Ucap Tara yang saat ini menidurkan kepalanya di meja.

"DM aja,"

Gadis itu menegakkan badannya. "Dibalesnya sehari lagi, huh!" Dengusnya.

"Ya kan dia belajar di sana," Matanya tak lepas dari laptop yang berada dihadapannya.

Tara membuang nafas lesu. "Dia bener-bener pergi ke Korea," Setelah lulus SMA, Michael melanjutkan sekolahnya di Korea Selatan. Laki-laki itu benar-benar membuktikan ucapannya. Kata Michael, ia akan selesai dalam waktu kurang lebih tiga tahun.

"Lo mau juga?" Tanyanya menatap Tara sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Iya lah! Siapa sih, yang gak mau ke Korea? Bisa ketemu para bias huhuuu..."

Raka menghela nafas. Ia kembali menatap laptopnya. "Ngarep."

"Jahat!" Tara menatap Raka dengan sinis.

Raka terkekeh dalam hati. Tidak berubah juga.

Saat ini Tara dan Raka berada di kedai milik Raka. Setelah kelas kuliah Tara selesai, Raka menjemputnya tadi dan membawanya ke kedai untuk menghabiskan waktu sore. Rencananya laki-laki itu juga akan sambil merevisi skripsinya.

"KAK MAIK?!" Histerisnya, membuat Raka terkejut dan menatap Tara.

"Apa?"

"IH LIAT, DEH!" Tara menunjukkan ponselnya kepada Raka.

Terlihat Michael baru saja mengunggah foto di Instagram miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlihat Michael baru saja mengunggah foto di Instagram miliknya. Kini Michael menjadi tinggi dan lebih gagah. Tidak seperti dulu lagi.

"Vibes-nya kayak oppa oppa banget! YA, KAN?!"

"Ya."

Tara cemberut mendengar respon Raka.

"Baru sadar followers-nya banyak..." Gumamnya saat mengecek akun Instagram milik Michael.
"Beratus-ratus ribu gila."

"Michael public figure?" Tanyanya.

"Gak tau, sih. Tapi dia banyak di endorse di sana."

"Oh."

"Sok ngartis! Upload foto aja bisa, masa bales DM aja gak ada waktu? Dumelnya.

"Dia mungkin gak sempet cek DM nya. Sabar aja,"

"Kalo dia pulang, aku marahin pokoknya!"

"Ya, terserah."

Akhirnya mereka saling diam karena sibuk dengan kegiatan masing-masing. Hingga akhirnya Tara meletakkan ponselnya di atas meja dengan cukup keras, membuat Raka menatapnya. Tara kembali menidurkan kepalanya di meja. Perempuan itu menghela nafas.

"Kenapa?"

"Gak mood."

Raka mematikan laptopnya dan menyimpannya di kursi sebelahnya.

UTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang