3. Dasar kak Raka!

445 68 3
                                    

"Loh?!"

"Hello, girl!" Sapa orang tersebut yang sedang membawa beberapa barang di tangannya, sambil menaikturunkan alisnya.

"Ngapain Om ke sini?" Tanya Tara.

"Ketemu Mama kamu, dong. Ada?"

"Tidur. Mending Om balik aja, biar gak ganggu. Ya, kan?" Usir Tara secara halus.

Orang yang Tara panggil dengan sebutan Om adalah teman dekat Mamanya semasa SMA, yang bernama Surya. Dilihat dari gerak-geriknya, Tara tahu bahwa Surya menyukai Mamanya, bahkan selalu mengaku jika Surya akan menjadi ayahnya. Sangat menggelikan. Begitulah kesan pertama Tara pada Surya. Sebenarnya Tara juga tahu Surya baik dan tulus. Namun, ia tidak akan bisa menerimanya karena tidak mau menyingkirkan almarhum ayahnya.

Ayah Tara meninggal dua tahun lalu. Kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan hal itu. Ayahnya tewas di tempat karena kecelakaan antara mobil ayahnya dengan sebuah truk. Lalu satu tahun setelahnya, Surya tidak sengaja bertemu Mamanya dan Tara saat di mal. Dari situlah Surya dan Mamanya dekat kembali, bahkan sering mampir dan membelikan ini itu.

"Hmm, tapi Om mau ngobrol juga sama kamu. Gak boleh?" Tanyanya.

"Gak, aku sibuk." Tolak Tara.

Surya tertawa, ia sadar Tara tidak menyukainya sejak pertama kali bertemu.
"Kamu masih ketus aja."

Alis Tara bertaut, mengernyit heran. Apa maksudnya?

"Ya udah iya, Om balik ke kantor lagi aja. Ini buat kamu sama mama kamu. Jangan lupa di konsumsi, ok ok. Kalo kangen calling aja." Ucapnya sambil menyodorkan sebuah paper bag berisi dua kotak besar.

Tara menatap manik mata lawan bicaranya, lalu mengambil paper bag tersebut. Mengucapkan terimakasih dan Om Surya pergi keluar pekarangan rumah.

Tara pergi ke dapur menaruh paper bag tadi. Menghela nafas berat dan melihat pemberian pria itu. Ia merasa sudah jahat padanya, padahal ia tahu niat Surya, tapi entah mengapa otak dan hatinya tidak berjalan searah. Otaknya berpikir untuk jangan menerima Surya. Namun, sebagian hatinya juga ingin Surya menjadi ayahnya. Tapi tidak mungkin, Tara tidak boleh berharap seperti itu. Surya hanya orang asing bagi dirinya.

Tara kembali ke kamar dan memainkan ponselnya. Membuka aplikasi WhatsApp dan membuka room chat dari Raka. Ia ingin mengirim pesan namun ragu. Beberapa kali mengetik dan menghapus. Ia kesal dengan dirinya sendiri.

Tara
Kak Raka, hehe
Haloo

Raka
Iya?

Tara
Gapapa, nyapa aja
Aku pengen cerita, tapi dikit doang

Raka
Apa?

Tara
Besok aku penilaian harian mtk, gelisah galau merana deh :(

Raka
Wkwkwk, semangat

Tara
Ih tapi ga siap asdfghjklnwjwk

Raka
Belajar

Tara
Materi minggu kemarin tuh, aku ga masuk otak. Sumpah susah

Raka
Makanya dipelajari

Tara
Iya deh iya. Nantii
Btw ka Raka abis potong rambut ya?

Raka
Iya

Tara
Cakep banget tau, cocok 💯💯💯

Raka
Haha, makasih

UTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang