10. Dunia se sempit itu?

289 53 5
                                    

Sabtu pagi sekitar pukul delapan, Raka berolahraga dengan bersepeda di sekitar komplek rumahnya. Dirinya melakukan ini karena bosan dan tidak ada pekerjaan. Itu pun niatnya agar lebih produktif juga.

Saat ini laki-laki itu berhenti di minimarket depan komplek untuk membeli sesuatu. Ia mengelap keringat yang ada di dahinya dan berjalan masuk ke minimarket itu. Raka akan membeli minuman dan beberapa makanan untuk disimpan di kulkas kecil yang ada kamarnya. Hanya jaga-jaga untuk simpanan jikalau ada Aji atau dirinya yang sedang lapar tapi malas gerak.

Raka memilih beberapa minuman dan makanan ringan. Setelahnya, ia menuju kasir lalu membayar. Raka keluar dan duduk di kursi yang disediakan. Namun, ia tidak jadi duduk karena melihat wanita yang kebingungan karena mobil. Raka memutuskan untuk menghampirinya.

"Permisi, kenapa mobilnya, Tan?" Tanya Raka dengan sopan.

"Eh, ini gak tau kenapa mobilnya mati. Mau ngecek sendiri gak berani, soalnya biasanya ke servis mobil," Jelas wanita berambut panjang lurus itu.

"Boleh saya cek dulu?"

"Boleh-boleh. Silahkan."

Raka menaruh kantong kresek di bawah, lalu melihat bagian mesin mobil. Setelah dicek sana-sini, ternyata ada kesalahan. Raka tidak bisa membetulkan karena harus membutuhkan alat.

"Ini harus bawa ke bengkel. Kabelnya ada yang putus," Ujarnya sambil menunjukkan kabel yang dimaksud.

"Iya? Haduh, ada-ada aja sih,"

"Tapi bengkel mobil dari sini jauh,"

"Tuh kan, terus gimana ini?" Panik wanita itu.

"Gak apa-apa, tante pulang aja,"

"Mobilnya?"

"Nanti saya panggilin tukang servisnya, mobilnya saya bilang titip ke pegawai minimarketnya aja," Jelas Raka membuat wanita itu sedikit lega.
"Tante bisa percaya, rumah saya deket ada di blok samping situ. Aman."

"Seriusan? Makasih banyak ya dek. Terima kasih!" Ucap wanita itu.

Raka mengangguk dan menutup mesin mobil itu dan meminta untuk mengunci mobilnya lalu menitipkannya kepada salah satu pegawai minimarket. Kebetulan Raka kenal dengan pegawai sana karena beberapa ada yang satu komplek.

"Dek, boleh minta tolong lagi?"

"Ya?"

"Pinjam ponselnya boleh? Saya mau ngabarin anak saya biar pesenin ojek "

"Tante pulang sama saya pakai sepeda mau? Komplek tante dimana?" Tanya Raka agar Raka bisa mengantar.

"Kenapa memangnya?"

"Saya gak bawa hp. Tapi saya ada sepeda, barangkali Tante mau saya anter?"

"Ga ngerepotin memangnya?"

"Gak, tante tunjukkin arah ke rumah Tante aja."

"Serius? Aduh, baik banget. Udah ganteng, baik lagi. Anak siapa deh?" Gemas wanita yang sedang menenteng belanjaannya.

Tidak banyak, tapi kantong belanjaan milik Airin bisa diletakkan di keranjang depan sepeda Raka yang besar, sedangkan belanjaannya sendiri dicantolkan di stang sepeda.

Raka mengikuti arahan yang diberikan oleh wanita yang ia bonceng itu. Sebelumnya pun, wanita itu sudah mengatakan dimana komplek yang ia tinggali. Ternyata komplek sebelah. Tidak jauh juga. Dalam perjalanan mereka banyak berbincang. Obrolan didominasi oleh wanita berambut panjang itu.

"Nama kamu siapa? Masih SMA kah?" Tanyanya.

"Raka. Iya saya kelas dua belas,"

"Wah, sama sih. Anak Tante juga masih SMA kelas sebelas, tapi perempuan,"
"Oh iya, nama Tante, Airin. Baru kali ini saya dipanggil tante sebelum dikenal orang." Ucapnya sambil terkekeh.

UTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang