36. Gua cowok, Ra.

242 44 3
                                    

"Gua ambil satu coklat di kulkas." Ucap Raka setelah mengambil coklat dari kulkas. Laki-laki itu kini duduk di sofa dan menemani Tara yang sedang mengerjakan tugasnya di karpet.

Tara melirik sekilas ke arah Raka yang duduk. "Ambil aja."

"Coklat lo banyak, dapet dari mana?" Tanyanya sembari mengunyah.

"Dikasih kating kemarin," ucap Tara membuat Raka berhenti memasukkan coklat ke mulutnya.
"Dikasih lima batang. Kaget aku."

Kini Raka merasa panas. Bisa-bisanya ada yang mencoba untuk mendekati gadisnya.

"Siapa?"

"Namanya Kak Elang, anak teknik," Tara terkejut karena Raka membanting coklat ke meja.
"Kok gak dimakan lagi?"

"Pahit." Setelahnya, Raka merebahkan tubuhnya di sofa.

Gadis berpipi tembam terbelalak. Ia menyerngit heran. "Masa sih? Kak Raka, kan suka coklat ini."

Yang ditanya diam saja. Laki-laki tersebut memejamkan matanya. Sedangkan Tara menggelengkan kepalanya, lalu memakan coklat itu. Sayang jika tidak dimakan.

Selang beberapa menit Raka masih memejamkan matanya. Laki-laki itu sepertinya tertidur. Padahal jam masih menunjukkan pukul delapan.

Tara yang menyadari bahwa Raka tidak bersuara lagi. Ia mencoba untuk mengajak berbicara.

"Kata Papa, Kak Maik bakal pulang awal bulan besok. Kak Raka mau ikut jemput, gak?" Tanyanya sembari mencatat di bukunya.

Tidak ada balasan. Tara berdiri dan menengok ke wajah Raka. Sepertinya tidur. Tara mengedikkan bahunya. Ia kembali duduk dan menatap laptopnya.

Sedetik kemudian, terdengar helaan nafas berat yang membuat Tara sedikit terkejut.

"Kirain tidur," ujarnya.

"Jangan pernah lagi nerima pemberian dari dia atau cowok lain. Gua tau lo lucu, tapi gak akan pernah bisa dibagi!"

"Yeee, ngelindur!" Serunya.

"Sekali lagi kalo lo nerima sesuatu dari cowok, gua buang." Tuturnya.

"Termasuk dari Kak Raka?"

"Kecuali gua sama Om Surya. Mmm... Michael juga,"

"Kalo semisal dapet dari temen cowok?"

"Serah."

"Temen cowokku di kelas lemah gemulai, tau!"

"Bacot. Udah, diem!"

"IH, KASAR!" Teriaknya.

Kini Raka memunggungi Tara dan menutupi telinganya dengan bantal sofa, membuat Tara mendengus kesal. Tara ingin melanjutkan tugasnya. Namun, media sosial membuatnya ingin berhenti sejenak. Sebentar saja...

Tara mulai membuka akun Instagram miliknya dan melihat-lihat unggahan yang ada.

"Lucu banget!" Ucapnya tanpa sadar.

"Apanya yang lucu?" Raka membalikkan badannya dan melirik laptop milik Tara.
"Lo gak nugas?"

"Nanti lagi," balasnya cepat.
"Lucu banget... Jadi iri."

Tara melihat video yang muncul di berandanya. Video tersebut memperlihatkan anonymous yang menyukai seseorang. Seperti pengagum rahasia.

"Gak sat set sat set kalo kata Aji. Coba aja dia langsung confess, pasti udah jadi, tuh," sahutnya.

"Di caption nya katanya si cewek yang dia suka udah suka orang lain. Ya kali confess. Kalo aku suka seseorang dan dia suka orang lain, ya aku mikir-mikir dulu buat mau confess nya."

UTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang