FIVE: "INNOCENT"

34.4K 698 10
                                    

FIVE—INNOCENT

"—Today is never too late to be brand new—"

KRING...kring... kring... bunyi jam weker Lani menggema di seluruh kamarnya. Lani terbangun secara tiba-tiba dan langsung menyingkap selimut dari tubuhnya. Dengan cepat ia mengambil pakaian mandi lalu bergegas menuju kamar mandi. Hari ini memang weekend. Dan tak seharusnya Lani bangun sepagi ini. Tapi, Lani punya janji dengan Raga untuk pergi mengikuti kegiatan Raga sebagai volunteer di UNICEF. Lani ingin tahu bagaimana sih pekerjaan Raga itu? Sampai-sampai weekend seperti ini juga ia masih bekerja.

Selesai mandi, Lani segera memilih pakaian yang ada di dalam lemarinya. Sebagian besar isi di dalam lemari Lani memang berwarna merah. Ia memang suka warna merah. Makanya barang-barang miliknya kebanyakan berwarna merah. Orang-orang yang sudah lama mengenalnya pasti mengetahuinya. Tapi, bagaimana dengan Raga yang baru first sight sudah mengetahuinya? Orang yang memakai pakaian berwarna merah tidak selalu menyukai warna merah bukan? Ck...

Lani memilih untuk bergaya casual saja. Sepertinya pekerjaan Raga itu tidak harus menuntut berpakaian formal. Lani mengambil sebuah kaos putih dan skinny jeans berwarna biru tua. Sengaja ia tidak memakai warna merah hari itu. Ia ingin melihat reaksi Raga kalau ia tidak mengenakan sesuatu yang berwarna merah. Lani segera mengambil langkah untuk mengganti pakaian mandinya dengan pakaian yang telah ia pilih.

Tit...Tit... klakson mobil Raga berbunyi. Lani yang sedang menguncir rambutnya kaget. Ia segera mematut dirinya sekali lagi di kaca. Sebelum akhirnya, mengambil tas hermes miliknya dan berlari keluar dari kamarnya.

CR-Z putih bertengger di depan rumah Lani. Dengan segera Lani naik ke dalam CR-Z tersebut. Raga mengenakan kaos yang sama dengan yang dikenakannya ketika bertemu dengan Lani di restoran siap saji waktu itu. Dan ketika Lani masuk ke dalam mobil Raga segera memberinya sebuah plastik berisi kaos yang sama dengan yang ia kenakan. Lani menerima plastik itu dengan tatapan heran.

"Dipakai ya kaosnya," kata Raga sambil menyalakan kembali mesin CR-Z-nya.

Lani memberikan tatapan mematikan pada Raga, "Masa aku harus ganti baju di mobil ini yang benar saja," suara Lani agak mengeras.

Raga tertawa sambil matanya masih tetap fokus ke arah jalanan, "Makanya jangan mikirnya aku punya otak mesum. Ya, dilapis aja kan bisa, atau nggak nanti setelah kita sampai kamu bisa pinjam toilet trus ganti baju di sana, kan aku nggak bilang harus pakai sekarang," lanjutnya.

Lani menyembunyikan wajahnya menggunakan plastik itu. Ia tidak mau Raga melihat pipinya bersemu merah. Betapa bodohnya ia dengan pikiran pendeknya di depan Raga saat ini.

"Kita mau kemana sih sebenarnya, Ga?" tanya Lani.

"Aku mau perkenalkan kamu dengan seorang teman," kata Raga sambil tersenyum penuh misteri.

Lani jadi bingung. Kenapa Raga ingin memperkenalkannya dengan seorang teman? Bukankah janjinya mereka akan pergi ke tempat kerja Raga?

"Seorang teman?" tanya Lani mengernyitkan dahinya.

***

Balai Rehabilitasi/Penanggulangan HIV/AIDS

Lani membaca sebuah papan yang tertera di depan gedung tersebut. Raga segera membuka pintu bagasi CR-Z bagian belakangnya dan mengambil beberapa barang yang sudah ia siapkan. Beberapa plastik belanjaan dan juga sebuah boneka beruang yang lumayan besar. Lani jadi bingung untuk apa boneka beruang itu. Raga memberikan boneka beruang itu untuk dipegang Lani. Sedangkan dirinya membawa plastik-plastik belanjaan.

REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang