TWENTY FOUR: "SPEAK NOW"

24.6K 561 17
                                    

"―I am not the kind of girl

Who should be rudely barging in on a white veil occasion

But you are not the kind of boy

Who should be marrying the wrong girl―"

TANGGAL pernikahan Raga dan Tiara ditentukan pada tanggal 13 November 2013. Satu bulan sebelum pernikahan Raga dan Tiara semua siap selesai tinggal pre-wedding. Yang rencananya akan diambil pada kebun rambutan Steve di Puncak. Lani belum meminta izin untuk itu pada Steve. Lani menyerahkan urusan itu pada Manda. Karena Manda pacarnya Steve jadi lebih mudah untuk meminta izin.

Hari ini, Lani akan melaporkan hasil kerjanya dan timnya kepada Raga dan Tiara. Lagi-lagi ia harus berurusan dengan batinnya. Tiap kali Lani berada diantara mereka berdua. Lani harus menyiapkan tenaga ekstra agar ia tidak kalah dengan perasaannya sendiri. Berusaha professional. Lani segera memencet ponselnya menghubungi Tiara.

"Hallo," suara sapaan Tiara.

"Hallo, Tiara, kalian punya waktu nggak? Semua sudah siap aku mau laporan sama kalian. Supaya kalau ada yang kalian kurang puas, dengan secepatnya kita memperbaikinya. Aku bisa bertemu dengan kalian berdua?" tanya Lani.

"Ah, kebetulan. Kita mau fitting baju pengantin. Kamu kemari aja, di sini ada Mama, Papa, Oom Satya sama Tante Raya. Mereka juga pengin banget lihat rancangan pernikahan kita, kamu kemari aja," kata Tiara.

Deg―, jantung Lani.

Bagaimana mungkin ia harus datang melihat mereka fitting baju pengantin? Ada orang tua mereka berdua? Ini sangat tidak mungkin.

"Lani?" Tiara memanggil lagi.

"Ah, tapi kayaknya itu momen khusus keluarga kalian deh," kata Lani.

"Nggak apa-apa datang aja, kita lagi on the way ke sana. Kamu datang ya, di Pamella Alexandra's Collection. Tahu kan tempatnya?" tanya Tiara.

"Iya. Aku tahu," kata Lani.

"Sip. See you there. Bye," kata Tiara segera memutuskan sambungannya.

Sekali lagi Lani menghela napasnya sesak bercampur frustasi. Melihat Raga dan Tiara fitting baju pengantin mereka? Oh Damn!

Dengan terpaksa Lani merapikan berkas-berkasnya. Memasukkan laptopnya ke dalam tas. Menyampirkan tasnya di pundaknya. Memeluk berkas-berkas di dadanya. Kemudian berjalan keluar dari ruangannya.

Selamat datang hari buruk.

***

Pamella Alexandra's Collection. Lani menatap papan yang ada di atas sebuah bangunan. Pamella Alexandra adalah perancang busana yang terkenal. Rancangannya juga sudah berskala internasional. Apalagi rancangan gaun pernikahannya yang simple dan klasik tapi tetap terlihat glamour menjadi daya tarik tersendiri. Lani turun dari Juke-nya. Dengan ragu-ragu melangkah masuk ke dalamnya. Lani membuka sliding door-nya. Berusaha menguatkan dirinya sebelum melangkah mantap masuk.

Di dalam terkesan sangat elegan. Di kiri dan kanan banyak terdapat busana-busana hasil karya Pamella Alexandra yang dipajang di beberapa lemari kaca. Banyak juga foto-foto hasil rancangannya. Lani terkagum-kagum melihatnya. Sebelum seseorang menyapa Lani.

"Selamat pagi, Mbak, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang wanita dengan ramah.

"Selamat pagi. Saya ada janji sama Raga dan Tiara. Katanya mereka sedang fitting baju pengantin di sini," kata Lani.

REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang