SEVEN: "I KNEW YOU WERE TROUBLE"

31.1K 634 18
                                    

SEVEN―I KNEW YOU WERE TROUBLE

"―Once upon a time, a few mistakes ago

I was in your sights, you got me alone

You found me―"

HUJAN membuat Lani semakin malas untuk bergerak. Bahkan untuk pergi bersiap-siap ke kantor pun ia malas. Ia malah semakin menenggelamkan dirinya di dalam selimut. Sekali bolos kerja rasanya tidak masalah. Ia mengambil guling yang ada di sampingnya lalu memeluknya erat-erat hendak tidur kembali. Saat dirinya baru saja mau masuk ke dalam alam bawah sadarnya. Bunyi ponselnya membuat ia kembali lagi ke bumi.

Damn.

Dengan kesal Lani meraih ponselnya yang berada di samping bantalnya. Melihat layar ponselnya dengan mata 5 watt.

Raga calling...

Lani memencet tombol hijau pada ponselnya. Meletakan ponselnya itu di telinganya.

"Hallo, Gadis Merah. Ayo bangun, nanti telat masuk kantor lho," suara Raga di seberang terdengar seperti baru saja bangun.

Entah kenapa suara Raga yang seperti itu membuat jantungnya berdegup. Boy with the sleepy voice is the sexiest thing ever. Lani mengembuskan napasnya, "Aku nggak pergi ke kantor hari ini," kata Lani.

"Kenapa? Memangnya hari ini libur?" tanya Raga masih dengan suara sama seperti tadi.

"Nggak juga. Hujan, aku jadi malas gerak, kamu juga ngebangunin aku kamu sendiri sepertinya baru bangun," kata Lani.

Raga tertawa kecil, "Aku juga sebenarnya malas gerak sih gara-gara hujan. Pengin tidur tapi ingat kamu. Kan kamu harus pergi ke kantor."

"Sekali-kali bolos nggak apa-apa. Aku malas ngapa-ngapain," kata Lani sambil membetulkan posisi bantalnya.

"Padahal aku tadi niat mau nganterin kamu ke kantor kamu," kata Raga.

"Memangnya kamu sendiri nggak ada kegiatan di UNICEF?" tanya Lani.

"Ada sih tapi sebentar sore, ada seminar buat remaja di daerah Depok, kan kamu nggak ke kantor jadi mending ikut aku aja ya ke sana aja ya, soalnya yang lainnya juga di bagi ke daerah-daerah di Jabodetabek dan aku sendirian di Depok," kata Raga.

"Lho kok dengan remaja juga sih, Ga? Bukannya UNICEF bergerak untuk anak-anak ya?" tanya Lani.

Raga tertawa kecil lagi, "Remaja masih masuk pengawasan kita mereka kan masih labil antara anak-anak atau dewasa jadi namanya masih di bawah tujuh belas tahun itu masih anak-anak, gimana mau ikut kan?"

"Kalau aku nggak males ya, Ga," kata Lani.

"Ish... harus mau! Kamu kan sudah menyetujui untuk ikut dalam UNICEF volunteer board, jadi kapan kamu ada waktu dan kita ada kegiatan kamu juga harus ikut," kata Raga suara sleepy-nya mulai menghilang, suara bass yang khas miliknya mulai mendominasi kembali. Tanda Raga sudah mengumpulkan nyawanya kembali.

"Iya deh iya. Aku ikut... kamu jemput aku ya," kata Lani.

"Siap! Jangan lupa pake kaos kebangsaan UNICEF ya."

"Oke, Bos!"

"Oke deh, sampai ketemu sebentar sore. Kamu jangan tidur lagi ya, nggak sehat, da, Gadis Merah,"

"Da,"

Sambungan diputus. Lani meletakan kembali ponselnya di samping bantalnya. Kembali memeluk guling dan berusaha untuk tidur. Namun, ia tidak bisa tidur. Entah kenapa. Padahal dirinya sudah sangat malas. Lani mengembuskan napasnya. Menyingkap selimutnya. Raga harus bertanggung jawab karena membuatnya tidak bisa tidur seperti ini.

REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang