NINETEEN: "CHANGE"

21.7K 511 11
                                    

NINETEEN―CHANGE

"―It was the night things changed

Can you see it now?―"

HARI ini adalah hari terakhir di tahun 2012. Tahun yang berat. Mengingat segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupannya tahun ini. Semua bergolak cepat dari awal tahun hingga penghujung tahun saat ini.

Biasanya, setiap perpisahan tahun. Manda dan Lani sudah merencanakan hal-hal yang akan mereka lakukan. Saling curhat dengan yang terjadi selama setahun. Entah Manda yang akan ke rumah Lani atau Lani yang akan ke rumah Manda. Yang pasti mereka selalu bersama menghitung undur perpisahan tahun.

Tapi, Lani tahu itu tak akan terjadi untuk perpisahan tahun kali ini. Akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Semuanya seolah berubah. Minggu lalu, ia masih bisa tertawa bersama Manda. Minggu lalu, ia masih bisa bersama-sama dengan Manda. Tapi, sekarang seolah tak ada harapan lagi. Manda tidak mau memandangnya lagi. Seperti tidak mengenalnya sama sekali. Dan sekarang untuk merayakan perpisahan tahun. Lani bingung harus bagaimana.

Tak menyangka. Persahabatannya dengan Manda yang dibangunnya selama bertahun-tahun. Hancur karena masalah seperti ini.

Ah! Entah sudah berapa banyak air mata yang diteteskannya lagi.

***

Lani menyalakan mesin Juke-nya. Memanaskan mesinnya dulu. Ia butuh refreshing sedikit. Ia akhirnya mengatur planning untuk menutup rangkaian tahun ini. Ya, sebentar malam ia akan merayakan tahun baru sendirian di atap rumahnya. Sekarang ia berencana untuk membeli kembang api, trompet dan lain sebagainya yang bisa meramaikan malam tahun barunya sebentar. Semoga masih ada yang menjualnya.

Setelah pemanasan Juke-nya ia rasa cukup. Lani segera melaju dengan Juke-nya itu keluar dari pelataran rumahnya. Menyusuri jalan raya.

Jakarta macet. Maklum hari ini banyak yang mempersiapkan untuk tahun baru sebentar. Di tengah kemacetan, mata Lani mendelik ke kiri dan ke kanan mencoba mencari apa ada pedagang kaki lima yang menjual kembang api.

Sudah berapa lama Lani terjebak macet. Ia juga belum menemukan yang dicarinya. Tiba-tiba Lani merasa dahaga. Ia segera membelokan mobilnya ke arah sebuah restoran di kawasan itu. Lani segera memarkir Juke-nya. Ia segera turun dan masuk ke dalam restoran itu. Sebenarnya ini sangat boros. Lebih baik Lani membeli soft drink di warung pinggir jalan. Atau mungkin singgah di supermarket. Tapi, restoran inilah yang paling terdekat dari jangkauannya.

Seorang waitress datang mendekatinya dan memberinya daftar menu.

"Satu lemon tea dan satu cheese cake," kata Lani.

Waitress itu segera menulis pesanan Lani dan berlalu dari hadapannya. Manda, Raga, Manda, Raga, Manda, Raga dua nama itu berputar-putar dalam benaknya. Begini rasanya kehilangan dua orang yang ia sayang secara bersamaan. Sakitnya double. Kehilangan sahabat sekaligus orang yang dicintainya itu lebih buruk daripada diselingkuhi sebanyak lima kali!

Mata Lani berkaca-kaca lagi.

Ini bukan saatnya Lani!Ini tempat umum.

Lani menyugesti dirinya sendiri agar air matanya tidak tumpah ruah. Ia mengambil tisu dan mengusap tepi matanya.

Tak beberapa lama kemudian, seorang waitress datang membawakan Lani pesanannya. Ia kemudian segera meneguk lemon tea-nya. Menuntaskan rasa dahaga di kerongkongannya.

"Lani?" suara seseorang membuatnya kaget.

Lani menoleh.

"Steve," kata Lani saat melihat seorang lelaki di sampingnya.

REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang