EPILOGUE

32.6K 1K 241
                                    

       

EPILOGUE

"―And the next time I see him walking down the streets in his old white t-shirt,

I'll always remember, this time that was a beautiful as sunshine―"

Palermo, Buenos Aires, Argentina.

MATA Lani memandangi jalanan Palermo yang dipenuhi dengan warga kota Buenos Aires yang sedang melakukan tarian tango. Palermo adalah sebuah lingkungan dari ibukota Argentina, Buenos Aires. Terletak di sebelah timur laut kota, berbatasan dengan barrios dari Belgrano di utara, Almagro dan Recoleta di selatan, Villa Crespo dan Colegiales di barat dan sungai Río de la Plata di timur. Melihat warga melakukan tarian tersebut, jadi ingat kejadian di bawah pohon besar bersama Raga. Ah Raga lagi! Kenapa di saat-saat seperti ini, ia masih sempat juga memikirkan Raga sih? Raga kan sudah bahagia bersama Tiara.

Lani mengembuskan napasnya. Kemudian ia meneruskan perjalanannya menyusuri jalan-jalan Palermo. Meski jalanan utamanya ramai karena tarian warga di situ. Itu tak menyulutkan semangat Lani untuk mencari tahu lebih lagi tentang daerah Palermo itu. Lani akhirnya memberanikan diri untuk mengambil tugas yang diberikan event organizer tempatnya bekerja. Dan Lani tidak mau gagal menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia harus melakukan yang terbaik.

Sementara Lani berjalan-jalan dan menyaksikan. Seorang lelaki berpakaian serba putih lengkap dengan topi koboi dan topeng mendekatinya. Kalau Lani memperhatikannya pakaian orang itu seperti zorro versi putih. Ia kemudian mengulurkan tangannya ke arah Lani tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Sepertinya, orang itu hendak menawarkan Lani untuk ikut menari tango. Sejenak Lani berpikir, apa salahnya sih dicoba lagi? Toh dulu ia pernah melakukannya dengan Raga. Lani menyambut uluran tangan lelaki itu dan mereka menari. Sebenarnya, dulu bundanya pernah mengajarkan beberapa ballroom dance tapi yang paling ia kuasai memang waltz. Makanya sewaktu Raga mengajaknya mencoba gerakan lain, ia selalu bisa menyeimbanginya. Hanya saja, ia yang kurang percaya diri dengan kemampuannya itu.

Keasyikan mereka menari. Sampai mereka tak sadar sudah berada di depan rose garden. Lani pamitan pada zorro putih itu untuk masuk ke dalam rose garden. Zorro putih itu pun mempersilakan Lani untuk masuk ke dalam rose garden.

Ketika berada di dalam rose garden, Lani kagum melihat berbagai mawar yang berbeda dan warna-warni. Lani terus berjalan mengelilingi rose garden itu. Sesekali memotret menggunakan kamera yang dibawanya. Suasana di sini begitu romantis. Lani menutup matanya merasakan angin segar menerpa kulitnya. Tak lama kemudian, ia membuka matanya kembali.

Kali ini tujuannya, yakni mencari lengkung mawar dan jembatan yang di katakan Manda waktu itu. Akhirnya setelah berputar Lani menemukan jembatan yang dikatakan Manda. Lani berjalan naik ke atas jembatan putih yang di tepi jembatannya ditumbuhi oleh mawar putih. Lani bersandar pada pegangan jembatan itu sambil menatap sekeliling rose garden itu. Indah.

Ketika Lani memalingkan pandangannya ke belakang. Ternyata di sana ada lelaki dengan pakaian zorro putih tadi. Ia memberikan secarik kertas pada Lani.

Shall we dance, again?

Itu tulisan yang ada di atas secarik kertas tersebut. Lani mengernyit menatap lelaki itu, "Here?" tanya Lani.

Lelaki itu mengangguk sambil mengulurkan tangannya. Lani dengan ragu menyambut tangan lelaki itu. Mereka kembali menari di atas jembatan. Entah kenapa Lani jadi ikut terbuai dalam dekapan lelaki asing itu. Ketika mendekat ke arah lelaki itu, Lani semakin tidak asing dengan bau tubuh lelaki itu.

Cukup lama mereka menari di atas jembatan. Ketika menutupi rangkaian tarian mereka, lelaki itu memberikan mawar merah yang ukurannya cukup besar dari ukuran mawar di sekitarnya dan secarik kertas pada Lani.

REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang