TWENTY FIVE: "BEGIN AGAIN"

21K 450 16
                                    

TWENTY FIVE―BEGIN AGAIN

"―But on a wednesday in a café

I watched it begin again―"

TIARA menatap sekelilingnya, kemudian menyesap secangkir cappucinno yang ada di hadapannya. Seorang gadis kecil berambut sebahu dan berponi ada di pangkuannya. Gadis kecil itu sedang asik memainkan sebuah ponsel di tangannya. Tiara kemudian menghempaskan pandangannya ke samping dan tersenyum menatap pria yang sedang bermain dengan seorang gadis kecil yang identik dengan gadis yang ada di pangkuannya. Bedanya gadis yang bersama Pria itu berambut lebih panjang dari yang ada di pangkuannya. Pria itu bercanda hangat dengan gadis kecil itu. Melihat senyum hangat sang gadis kecil. Tiara juga jadi terbawa suasana hangat mengingat masa kecilnya. Mengingat bagaimana pertama kalinya ia bertemu dengan Raga pada masa kecilnya. Meski hal itu mungkin tidak akan diingat oleh Raga.

"Ayah, aku haus," kata gadis kecil itu kepada ayahnya.

"Tunggu bentar di sini ya, Karen sayang, Ayah pesan minum," kata sang pria sambil menurunkan gadis kecil itu dari dari pangkuannya.

"Ayah," panggil gadis kecil yang ada di pangkuan Tiara.

"Ya kenapa, Karin sayang?" tanya sang Pria.

"Aku juga haus," kata gadis kecil itu juga.

Karen berjalan ke arah Karin yang ada dipangkuan Tiara, "Nanti Ayah pesankan Kalin, kamu main sama aku yuk," ajak Karen yang cadel menarik-narik Karin.

Tiara menurunkan Karin dari pangkuannya. Karin menyerahkan ponsel Tiara kembali. Kemudian bersama Karen pergi ke meja di samping Tiara. Dua gadis kecil kembar itu bermain bersama.

"Tunggu sini yah, anak-anak Ayah jangan nakal," pesan Raga.

Keduanya mengangguk.

"Hmm, Raga," panggil Tiara.

Raga menoleh ke arah Tiara, "Kenapa?" tanya Raga.

"Aku boleh titip nggak cappucinno satu lagi yang ini udah habis," kata Tiara.

Raga tersenyum, "Oke," katanya sebelum melangkah.

Tiara menatap punggung Raga yang semakin menjauh. Ia hanya bisa menghela napasnya lalu tersenyum kecil. Ia kemudian membuka laptopnya lalu sibuk dengan laptopnya. Saat ia melihat kalender di desktop laptopnya. Ternyata hari ini hari Rabu. Sama seperti hari-hari itu. Hari Rabu selalu menjadi kenangannya bersama Raga.

***

Seorang gadis kecil baru saja turun mobilnya. Hari ini Rabu dan untuk pertama kalinya ia menginjakan kakinya di bangku taman kanak-kanak. Takut-takut ia melangkah, walaupun ada mamanya di sampingnya ia tetap merasa takut. Selama ini, ia tak pernah bergaul dengan anak-anak seusianya. Ia terkurung dalam sangkar milik orang tuanya.

Suara anak-anak gaduh membuat gadis kecil itu semakin takut. Ia memegang baju mamanya seerat mungkin. Melihat anaknya seperti itu mamanya berjongkok sejajar dengannya untuk menenangkan gadis kecil itu.

"Tiara sayang, jangan takut ya, di sini Tiara bakalan punya banyak teman, Tiara bisa bergaul dengan siapa saja, anak-anaknya baik semuanya kok. Jadi nggak usah takut," kata mamanya itu.

Gadis itu mengangguk tapi ragu, "Iya, Ma."

"Kalau begitu Tiara tunggu di sini nggak lama ya, Mama mau urus administrasi Tiara di dalam," kata mamanya.

Gadis kecil itu lagi-lagi mengangguk ragu. Mamanya tersenyum ke arahnya mengecup dahinya sebelum beranjak dari situ. Setelah kepergian mamanya, ia hanya bisa berdiri di sudut ruangan sambil menatap anak-anak sebayanya yang lalu lalang. Dua orang lelaki kecil bermain dengan pistol mainan sedang tembak-tembakan. Dengan suara kencang.

REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang