SIX—FEARLESS
"—It's the first kiss
It's flawless
Really something—"
JAM sudah menunjukkan pukul 21.45, tetapi Lani baru saja tiba. Ia segera menghempaskan tubuhnya ke ranjangnya. Lalu memeluk guling yang ada di sampingnya. Weekend kali ini begitu melelahkan tapi juga menyenangkan. Setelah menyatakan mau ikut dalam kegiatan UNICEF volunteer board. Lani mulai aktif setiap weekend dalam kegiatannya. Ternyata, dunia anak-anak itu begitu berwarna-warni. Tadi, ia dan Raga ditugaskan untuk membagikan paket bantuan di sekolah-sekolah yang butuh bantuan. Mereka juga mengunjungi sebuah panti asuhan. Terakhir, mereka pergi ke sebuah sekolah dengan anak-anak yang amazing. Sekolah luar biasa. Tapi Lani kagum pada anak-anak itu. Mereka memang mempunyai kekurangan tetapi mereka berusaha menutupi kekurangan itu dengan kelebihan yang mereka punya. Lani sangat berterima kasih pada Raga yang telah membawanya ke dalam dunia yang baru.
Namun, seketika Lani panik saat melihat kalender yang berada di dinding. Hari ini tepat sebulan setelah atasannya memberikan tugas tentang LOVE STORY. Tapi ia belum bergerak sedikit pun. Bicara soal cerita cinta, Lani punya beberapa cerita cinta yang bilamana diulas kembali Lani akan merasa seperti gadis yang bodoh. Kenapa bagian seperti ini diberikan atasannya padanya sih? Kenapa tidak yang lain saja?
Ia menggeleng kepala frustasi. Kemudian ia segera mengambil tas kerjanya dan mengeluarkan laptop dari dalamnya. Ia segera menyalakan laptop tersebut. Dan mulai untuk menulis. Tapi, sekeras apapun usahannya. Tetap tak ada satupun kalimat yang ditulisnya. Otaknya blank. Dari pada ia stuck di situ. Lani memilih untuk menyalakan koneksi internetnya. Mungkin browsing atau chatting bisa membuatnya lebih baik. Saat ia membuka skype-nya, Lani bersorak kegirangan saat muncul nama Manda memanggil. Lani segera mengangkatnya.
"Mandaaaaaaaaaaaa," teriak Lani saat melihat sahabatnya itu di layar laptopnya.
"Aaaaaaa, Lani kangen banget," Manda tak mau kalah antusias.
"Aku juga kangen banget. By the way, kamu lagi dimana sekarang?" tanya Lani.
Manda menunjukan sesuatu yang ada di belakangnya, "Tadaaaaa,"
"Waw menara Eiffel, ihhh envy deh sama kamu, Man. Kamu sudah kemana-mana aja? Semenjak pergi sampai sekarang nggak ada kabar. Senang banget kayaknya kamu di sana sampai lupa sama sahabat sendiri,"
"Bukannya aku lupa, Lan. Cuma kamu kan tahu, aku kemari nggak hanya untuk bersenang-senang tapi untuk tugas. Aku kemarin ke Yunani, trus ke Italia dan sekarang baru nyampe di Perancis,"
"Iya aku tahu kok, Sayang. Wah cerita-cerita dong, kayaknya seru banget."
"Wets, jangan dulu, simpan ceritanya sampai aku pulang. Biar enak cerita langsung, supaya kamu bisa lihat hasil jepretanku juga sambil aku menjelaskannya."
"Oke deh siap, ditunggu."
"Trus love story kamu gimana udah beres?"
"Hahaha. Masih kosong melompong, Man. Tadi aku buka laptop rencananya pengin mulai menulis tapi otakku blank."
"Lho? Trus? Selama ini kamu kemana aja sampai nggak ngerjain apa-apa gitu? Sibuk ya di kantor?"
"Di kantor sih nggak sibuk-sibuk amat, biasalah kerjaan buat edisi mingguan ada. Tapi nggak padat juga."
"Trus kamu sibuk apaan dong?"
"Aku sibuk sama kegiatan volunteer di UNICEF. Tapi hanya pas weekend aja sih. Sudah hampir tiga minggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
RED
RomancePernakah kau diduakan? Arlani Kayana, gadis 23 tahun, penyuka warna merah yang bekerja di sebuah redaksi majalah. Mempunyai kenangan buruk dengan lelaki di masa lalunya. Ia selalu menjadi korban perselingkuhan. Baik itu dengan (mantan) sahabatnya se...