Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
Jennie POV🌼
Ting dong...
Seperti yang sudah aku katakan pada Lisa, bahwa hari ini Jisoo eonni akan mengunjungi rumah kami. Sebelum kembali masuk bekerja, aku dan Jisoo eonni berencana untuk mengecek lagi kandunganku.
Sebelumnya aku sudah mengira bahwa aku tidak akan bertemu Lisa dan membuat keputusan untuk membesarkannya sendirian, di situlah Jisoo eonni menjadi waliku saat kami pergi ke dokter kandungan. Tapi ternyata rencana Tuhan lebih baik dari yang aku bayangkan, Beliau memberikan Lisa di saat aku benar-benar merindukan dan membutuhkannya.
Bagaimanapun anakku tidak boleh sepertiku, yang tidak memiliki figure ayah.
Aku akan sedikit bercerita, tentang bagian hidupku yang kututupi dari semua orang, kecuali Jisoo eonni, dan tentunya Lisa.
Aku dibesarkan oleh seorang ibu hingga usiaku menginjak sekolah menengah pertama, ibu sakit keras lalu meninggalkanku di sini seorang diri.
Sejak kecil, ibu tidak pernah menceritakan bagaimana sosok ayah, tentangnya, keluarganya, ataupun hanya memperlihatkan fotonya. Kami menganggapnya sudah meninggal itu lebih mudah, daripada membayangkan bagaimana rasanya ibuku ditinggalkan saat harus mengurusku yang masih bayi.
Saat itu aku bekerja paruh waktu sambil terus berupaya untuk mendapatkan beasiswa di sekolah, karena jujur aku tidak mengandalkan peninggalan orang tuaku, apalagi nenekku pada saat itu, belum terpikirkan saja rasanya.
Menjalani hidup seperti itu memang tidak mudah, tapi Tuhan memberiku sebuah hiburan dengan menghadirkan seorang teman yang aku temukan saat aku pulang sekolah, dia menangis dan tidak tahu segala yang ada di jalanan penuh orang berlalu lalang.
Sejak itu, lelahku selalu terbayar oleh hadirnya, sedihku selalu terhibur oleh tawanya, dan tidak terasa, kami akan memulai rumah tangga dengan anak yang sudah hadir dalam kandungan karena cinta kami bersama.
###
"Kau sudah pulang?" Jisoo eonni masuk ke dalam rumah dan memelukku dengan rasa khawatirnya.
"Sudah, eonni"
"Yak, kau gila? Kau pergi di saat kau bilang sedang tidak enak badan, hanya untuk menemui dia?" tunjuknya melentik pada Lisa yang sekarang sedang menunduk setelah memberi salam padanya juga pada Seokjin oppa.
Walaupun Lisa sudah siap menjadi seorang ayah muda dari anakku, tapi tetap saja sikap dan tingkahnya masih seperti anak bayi yang aku temukan belasan tahun lalu.
Dia melirik ke arahku, dan segera kupeluk seperti biasa saat Jisoo eonni hendak memarahinya.
"Kalau bukan untuk dia, aku tidak akan mau pergi, eonni" jawabku, Lisa memelukku erat, dengan bibir kerucutnya yang menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meraki Mom-mom ☆
Teen Fiction[18+] Apa yang paling sulit di antara memulai, atau menyelesaikan apa yang telah dimulai?