15.🔹

6K 497 46
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

"Sudah sampai, tempatku kecil. Maaf ya jika nanti kau merasa kepanasan atau tidak nyaman saat memasukinya" ucap Lisa ancang-ancang, takut jika Jennie tidak terbiasa apalagi merasa nyaman di tempatnya.

Namun Jennie bukanlah tipe wanita yang seperti itu. Dia tidak meremehkan dan tidak bisa diremehkan. Wanita yang berusia 27 tahunan itu merasa senang hanya karena bisa bersama Lisa, kesayangannya. Di mana pun tempat mereka berada, asal mereka bersama, tidak ada masalah besar bagi Jennie, apalagi mengenai kenyamanannya saat bersama Lisa.

"Kau ini bicara apa hm? Kita ini pasangan, apa yang kau rasakan, harus aku rasakan juga sayang"

"Hm.. Kau sangat pengertian sayang. Baiklah, tunggu sebentar, biar aku buka pintu mobilnya dulu" ucap Lisa karena mereka masih belum turun dari mobil.

"Hm.. Kau juga sangat pengertian sayang"

"Tentu saja sayang, sebentar lagi aku akan menjadi young daddy" ungkapnya sambil membukakan pintu mobil.

"Emh, Young daddy, gomawo.." Jennie mengusap pipi Lisa dan mengecupnya, setelah Lisa membukakan pintu mobilnya dan mempersilakannya untuk keluar.

Lisa menggenggam tangan Jennie dengan lembut, namun ia melihat tangan kiri Jennie yang masih memakan tutup kaleng tadi. Lantas Lisa meraih tangannya, dan melepaskan tutup kalengnya dari jari manis Jennie.

Jennie mengerutkan alisnya, kemudian mengambil tutup kaleng itu dan menyimpannya di dalam tasnya. "Jangan dibuang, ini milikku, cincin resmi lamaranmu"

"Ah, sayang, bukan begitu, aku tidak mau kau terluka, sudah ya jangan dipakai lagi. Boleh disimpan, tapi jangan dipakai. Suatu saat, aku akan menggantinya dengan yang lebih baik, aku janji"

"Aku percaya padamu, dan walau tetap diganti, ini akan selalu menjadi kenangan kita"

"Hmh.. Terima kasih sudah menerimaku" ungkap Lisa, ia usap punggung tangan Jennie menggunakan ibu jarinya, lalu mengecupnya dengan mesra, sampai Jennie memperhatikannya dengan senyuman yang berarti.

"Terima kasih juga karena sudah melamarku"

"Iya sayang. Em.. Haruskah kita belanja dulu untuk makan malam? Di rumah hanya ada ramen, telur, dan nasi kemasan" ungkap Lisa, setelah mereka mulai menaiki anak tangga menuju ke tempat tinggalnya.

Lisa tinggal di sebuah rumah sewa minimalis yang memiliki luas 6×6 meter. Di dalamnya ada sebuah kamar, dapur sederhana, juga kamar mandi yang tidak begitu luas. Ia mendapatkan kamar itu dengan harga termurah di daerah Busan. Sesuai dengan penghasilan mingguannya, ia menabung untuk membayar cicilan sewa bulanan.

Meskipun baru menempati tempat itu selama 1 bulan, namun Lisa sudah membayar 2 bulan berikutnya, agar gajinya di minggu-minggu berikutnya bisa ia gunakan untuk membeli kebutuhan lain tanpa harus memikirkan bayaran sewa tempat tinggal.

Meraki Mom-mom ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang