Tiara Apriliana, gadis tomboy nan dingin.. dibalik itu terdapat jiwa bar-bar yang dimiliki nya.
Tidak terlalu suka berdandan seperti sang kakak..
Tidak takut siapapun , bahkan orang jahat sekali pun..
Gadis yang tidak mudah diganggu ini , karena kem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepasang suami istri nampak terlihat sumringah melihat kedua putri mereka bermain di taman .
Si gadis bungsu asyik bermain melempar bola ke arah si sulung di iringi tertawa bahagia.
"Sini lempar bolanya ke papa ayo." Si pria berstatus papa itu mengulurkan kedua tangannya dengan lutut yang menyentuh rumput. Gadis kecil itu pun melempar kan bola tersebut dan lanjut bermain bersama ayah dan kakaknya dengan melempari bola secara bergantian.
"Sini papa gendong." Si pria mengulurkan tangannya pada putri bungsu nya itu dan segera menggendong nya. Gadis itu begitu senang kala sang ayah mengangkatnya ke udara saat menggendong nya.
Sementara si wanita berstatus mama itu terlihat tengah duduk di kursi panjang di teras melihat keluarganya bermain bersama.
"Pa, Tiara mau turun aja deh"
"Yaudah oke"
"Ayo sini minum,ada banyak cemilan juga ni," sapa sang ibu.
Dua gadis kecil itu pun berlari menarik tangan ayah mereka, nampaknya mereka sudah tidak sabar.
Keluarga itu membentuk lengkungan tulus saat duduk bersama sembari menikmati jamuan yang telah di sediakan.
~~~~
Terik Matahari di siang hari terarah pada ayah dan anak yang sedang duduk di halaman rumah tersebut.
Gadis yang duduk di pangkuan ayahnya pun mendongak ke ayahnya. "Pa, apa Tiara bisa sekuat papa untuk ngelindungin orang yang lemah di luar sana kayak papa kalau Tiara udah besar nanti??" Sang ayah mengerutkan kening akan pertanyaan yang dilontarkan putrinya ini.
"Sangat bisa sayang," jawab sang ayah mengelus puncak kepala nya.
"Kan ada papa yang ngajarin anak papa ini," lanjutnya terkekeh di akhir ucapan sambil mencubit gemas kedua pipi merah imut milik putrinya.
"Pa,ajarin Tiara dong," pinta gadis kecil itu penuh harap menggoyang kan lengan sang ayah.
"Iya, nanti ya"
~~~~
Cairan bening yang menggenang di pelupuk matanya jatuh tanpa sadar saat mengingat masa kecilnya saat sang ayah kandung masih ada menemaninya waktu itu.
Tiara memeluk erat kedua lututnya dan membenamkan wajahnya menahan air mata untuk berusaha kuat, sebelum akhirnya meraih boneka beruang coklat berukuran besar di samping tempat tidurnya dan segera memeluk erat dan menangis tanpa suara di dalam sana.
