23. Dia dan Deritanya

118 47 154
                                    

Seorang lelaki remaja duduk termenung di sofa memikirkan kejadian di sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seorang lelaki remaja duduk termenung di sofa memikirkan kejadian di sekolah. Ejekan pedas dan hinaan yang di terimanya tadi cukup terngiang jelas di telinganya.

Kepalanya reflek bersandar dan mengusap kasar wajahnya, begitu juga dengan tas nya yang di lempar ke sembarang arah. Matanya beralih menatap segelas jus jeruk di meja yang sudah di siapkan.

Ia meminum seteguk jus tersebut dengan pelan, Tiba-tiba saja ia memegang kuat dadanya karena terasa sakit dan sesak.

"Cranggg" Gelas kaca di tangannya terjatuh dan pecah begitu saja ke lantai, begitu juga air jus yang juga tumpah berserakan.

Dylon pasrah saat ia harus mengotori lantai tanpa sengaja, dan pasti akan merepotkan pembantunya juga. Ia tersandar lemah serta tangan yang tak lepas dari dada.

"Astaghfirullah... Kenapa den??" tanya Bi Ani yang baru datang dari dapur setelah mendengar suara pecahan gelas.

Dylon bahkan sangat sulit untuk menjawab, Ia tak mampu untuk berbicara disebabkan sangat kesulitan bernafas. Ia benar-benar menderita dan tak berdaya saat ini.

Dengan sabar dan hati-hati Wanita paruh baya itu memungut pecahan beling kaca dan segera pergi mengambil air dan alat pel.

"Maaf bi... Dy-lon gak sengaja," lirihnya lemah dengan nafas yang tersengal.

"Gak apa-apa den, Bibi ngerti kok," jawab wanita itu sembari mengepel lantai. Setelah selesai membersihkan lantai, Wanita itu ikut duduk bersama Dylon yang sudah mulai pucat dan memukul-mukul kuat dadanya.

"Udah den brenti! Gak usah di pukul dadanya.. nanti makin sakit!" Wanita itu menahan tangan Dylon yang terus memukul dadanya.

"Sa-sa-sakit bi." Lirih nya terbata.

Dylon tiba-tiba saja memejamkan matanya, dan membuat Bi Ani mengira ia pingsan.

"Pa-Papa..Papa." Terdengar suaranya memanggil sang Papa, Bi Ani yang mendengarnya pun menatap tak tega dirinya.

"Ya Allah... Kasian den Dylon, apa saya telfon pak Dika aja," batin Bi Ani yang tak sadar matanya berkaca-kaca menahan tangis.

Bi Ani dengan hati-hati membaringkan tubuh Dylon Di sofa, setelahnya Wanita itu berlari ke arah dimana telfon rumah berada. Tangannya dengan cepat memencet nomor telfon yang di tuju.

"Halo.. Pak Dika.. ini saya Ani, den Dylon kumat lagi pak.. saya benar-benar gak tega Pak," ucap Wanita itu panik sambil menggaruk kepala yang tak gatal.

"APAA?! Ani kamu segera bawa Putra saya ke rumah sakit!! Nanti saya akan menyusul!" suara Dika dari seberang sana.

"Ba-baik Pak"

Wanita itu meletakkan kembali telepon ke tempat semula dan segera kembali ke sofa dan mendapati Dylon sudah tak sadarkan diri.

"Astaghfirullah den.. Ya Allah den bangun," teriak Wanita itu pelan menggoyangkan tubuh Dylon.

Protector Girl (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang