29. Itu Dia si Pembunuh

68 12 25
                                    

DisclaimerAdegan kekerasan di part ini tidak untuk di tiru!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disclaimer
Adegan kekerasan di part ini tidak untuk di tiru!!


Langkah kaki jenjang Gadis itu terhenti saat melihat pria tadi memasuki gedung bekas yang lusuh tak terawat di depannya.

Hentakan kaki pria yang di ikutinya sejak tadi terdengar lumayan keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hentakan kaki pria yang di ikutinya sejak tadi terdengar lumayan keras. Di di dalam sana terdapat beberapa anak buah yang lebih Dulu duduk di sebuah sofa yang lusuh dan sobek-sobek itu.

Tangan Tiara sedikit bergetar hebat kala salah satu dari mereka memegang pistol dan mulai mengisi banyak peluru. "Membunuh orang setiap hari? Mengapa tidak?!" Seruan yang di ketahui berasal dari sang ketua cukup terdengar menakutkan.

"Hah?! Tiara menutup mulutnya yang menganga lebar, tidak bisa mempercayai telinganya. Semudah itukah mereka menganggap nyawa manusia seperti nyawa nyamuk yang di pukul menggunakan telapak tangan, langsung mati?

"Doorr" Suara dentuman yang pastinya berasal dari pistol yang baru saja di tambahkan peluru menembak Dinding batu bata yang sudah mulai keropos itu. Dinding itu telah berlubang cukup besar.

Tiara memberanikan diri menyelinap masuk kedalam melalui ruangan belakang dengan memanjati jendela yang mulai patah. Setelah berhasil, dirinya menemui pistol cadangan dan memeganginya tanpa rasa takut.

"Gue gak akan membunuh, tapi gue bakal buat dia terbunuh oleh tembakannya sendiri!" Gadis itu bergumam pelan di akhir senyuman sadis miliknya.

Tangan putih bersih miliknya masih memegang pistol itu. Jari- jemarinya tampak lihai mengotak-atik laci lusuh yang tak berpenutup, hingga Gadis itu menemukan beberapa peluru yang di letak sembarang arah di dalam sana. Ia memulai memasukkan beberapa peluru ke dalam pistol itu. Bagaimana dia mengetahui cara memasukkannya? Tentu saja dari dia mengamati apa yang dilakukan anak buah tadi.

Tiara kembali keluar dari ruangan itu dengan melewati jendela yang sama. Pistol itu setia tergenggam di tangannya. Dengan hati-hati dia melangkah memijak rumput basah yang panjang setinggi lututnya.

Matanya mengintip si pembunuh papanya beserta anak buahnya yang tampak menikmati minuman bir.

"Retribution begins now, O murderer!" serunya pelan sedikit berbisik.

Protector Girl (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang