Episode 14 |Lelaki Senja

74 10 0
                                    

Aku menoleh kan kepalaku ke arah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menoleh kan kepalaku ke arah nya.

"Pakailah ini, jangan menangis lagi!"

Aku pun mengambil sapu tangan itu dari genggamannya. Dan ia pun langsung berdiri disampingku.

"Mungkin, kau tak mengenalku bahkan aku pun sebaliknya. Aku juga tak tahu apa masalahmu.Namun, satu hal yang harus kau tahu. Menangis bukanlah cara yang tepat untuk mengatasi masalah mu. Menangis hanya akan membuang waktu mu dengan sia-sia" ucap laki-laki itu yang meratapi indah nya langit sore

Aku hanya terdiam, dan perlahan mencerna ucapannya itu

"Kenapa? Kenapa kau dijembatan ini?" tanya laki-laki itu

"Hanya ingin saja"

"Your lie" ucap laki-laki itu dengan senyum sinis

"Sorry, lo orang asing. Gue gak bisa.. "

"Husstt! Jangan dilanjutkan!" pungkas nya yang memotong pembicaraan ku

"Lagi putus cinta?"

"Gak juga"

"Jika iya, seharusnya kau tak boleh lemah seperti ini! Kau tunjukkan padanya bahwa keputusan dia itu salah!"

"Kan gue bilang enggak, kok lo sotoy banget sih!" tegas ku

"Dasar pembohong! Tanpa kau katakan, mata dan raut wajahmu itu sudah menjawabnya!"

"Kau terlalu lemah, untuk mengatakan kondisimu baik-baik saja!!Kau pengecut! Seharusnya kau tak lari!" lanjut nya

Ucapan nya itu sangat menohok dan menyelekit bagi ku.

"Hentikann celotehan mu itu!! Aku tak mau mmendengar nya!" ucap ku yang menutup kedua telinga ku

Dia melepas tangan ku dengan paksa.

"Kenapa?! Itu benar kan! "

"Lo siapa sih? Gak seharus nya lo ikut campur urusan gue! Lo gak ngerti posisi gue! "

"Aku tahu aku asing bagi mu. Namun, setidaknya kau harus dengarkan dan encamkan ucapanku dengan baik-baik!" ucapnya yang menggenggam tanganku

"Lihat diriku! Tatap mataku! Kau tak boleh mengikuti permainannya. Kau harus mengagalkan permainannya! Jika kau terus terlarut, maka kau kalah! Tapi jika kau berpaling, kau akan menang! Dia tak pantas untuk kau tangisi!!" tegas nya

Aku berfikir sejenak, dan aku merasa semua ucapannya itu tak ada yang salah. Aku memang sudah salah langkah.

"Sekarang kau paham apa yang aku maksud?"

Aku menganggukkan kepala ku

"Kerja bagus! Kau harus kejam! Karna kehidupan yang asli itu tidak sebaik yang kau kira!" ucap nya yang langsung melepaskan genggamannya.

...Lalu dia pun pergi begitu saja.

"Terimakasih!!" teriakku ketika dia sudah berjalan cukup jauh

Dia pun hanya melambai kan tangannya.

Tak lama dari kepergian laki-laki itu, Andra datang dan memanggilku

"Claraa!!! "

Dia langsung turun dari motornya dan berlari ke arah ku

"Lo kemana aja sih Ra! Semua cemas nyariin lo! Udah ponsel gak aktif lagi!"

"Sorry, gue gak bermaksud gitu. Tapi gue hanya butuh waktu sendiri aja"

"Oke, gue paham. Gue juga kecewa banget sama Marvin. Tapi, lo harus pulang ya?"

"Iya, gue ikut lo"

Aku pun pulang bersama Andra.

Sesampainya di rumah, ada Jihan dan juga Damar yang menunggu ku di ruang tamu. Tentunya ditemani pula dengan Mama. Dari raut wajahya mereka cukup canggung. Memang wajar, karena ini kali pertama mereka untuk saling bertemu.

"Clara!!" ucap Jihan yang ketika melihatku

Jihan berjalan ke arah ku dan langsung memelukku dengan sangat erat

"Clara, gimana kondisi kamu sekarang? kata mereka kamu tadi ke klinik?" tanya Mama

Aku bingung harus menjawab apa. Bahkan bibir ku kaku dalam seketika

"Eeehh,, tante. Bagaimana jika aku mengantar Clara sampai kamarnya? ada sesuatu yang harus aku bicarakan tan"

"Harus banget ya?"

"Iya tan!"

"Oh yaudah, its okey. Tapi jangan lama-lama ya? Clara juga harus beristirahat"

"Iya tan, pasti aku usahakan!"

Jihan pun mengantarku ke kamar

"Lo kemana aja Raaa!! Gue khawatir banget sama lo!" Ucap Jihan yang berliang air mata

"I'm Fine Jihan. Tadi gue hanya butuh waktu sendiri aja"

"Kenapa lo gak pernah cerita ke gue tentang ini ra! Gue kek sahabat yang gak guna tau gak!!"

"Ini bukan salah lo Jihan,, Pliss jangan salahin diri lo kek gini Hann.. Maafin gue" ucap ku yang langsung memeluk Jihan

"Gue gak nyangka aja Ra,, tega banget Marvin giniin lo, hiks"

"Saat itu lo pasti hancur banget kan Ra? Gue aja gak bisa bayangin itu semua. Tapi tenang aja Ra. Mulai sekarang semuanya akan baik-baik saja!" lanjut Jihan yang menyemangatiku

"Makasih Jihan. Lo selalu ada buat gue"

Jihan membalas dengan senyuman

"Yaudah, kalu gitu lo istirahat ya? Gue juga harus balik sama Damar"

"Iya, gue juga mau bilang makasih buat Damar sama Andra"

"Iya, Sans aja, ntar gue bilangin kok. Dah ya? Byee Clara!!"

"Byee Jihan"

Ini adalah sebuah hari yang rumit untuk diriku. Dari sinilah aku belajar tentang segala hal. Setia apapun pasangan kita, namun kesetiaan sahabat akan lebih bermakna

------

Haii semuaa,, gimana buat episode kali ini? Menguras emosi banget kan? Btw, Mimin hanya ingin mengingat kan saja untuk Votingg nyaaa ya kack.. karena voting adalah suatu bentuk apresiasi kita buat author. Bagaimana pun, author sudah bekerja keras untuk membuat ceritanya sampai ke episode inii💪

Terimakasih and see u 🍑🌹

CLARA ~I need to love~ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang