"Vin, kamu kenapa? Katanya Akhir-akhir ini kamu jarang main basket" tanya ku pada Marvin
"Gakpapa Ra, lagi gak mau main aja"
"Are you Sure? Kamu gak masih sedih kan?"
"Enggak lah, lagipula kan ada kamu yang selalu support aku"
"Janji ya? Gak akan sedih-sedih lagi"
"Iyaa Clara"
----
"Duh, kenapa sih susah banget! Kok bisa hasilnya segini. Kenapa gak diginiin aja, kan beres!" ucap ku yang geram karna mengerjakan tugas matematika
Ketika aku sedang serius-serius nya, tiba-tiba ponsel ku berdering.
Drttt.. Drrttt.. Drrtt..
Aku pun langsung mencari ponsel ku. Saat ku lihat layar ponsel ku, ternyata itu dari Marvin. Aku pun dengan cepat langsung mengangakat panggilan itu.
"Halo Claraa"
"Vin! Ponsel kamu udah jadi? "
"Udah, tadi sore aku ambil nih"
"Arghh, syukur deh. Aku Kangenn banget sama kamu"
"Kangen? Kan setiap hari ketemu Ra"
"Kangen dering telponmu, sksksksk"
"Hahaha, cewek gue udah pandai gombal ya"
"Iya dong, pawangnya siapa dulu"
"Lagi apa Ra?"
"Lagi ngerjain si mtk nih, kesel bat gue!"
"Kenapa sih?"
"Lagi susah banget Vin, ih geram banget deh!"
"Pelan-pelan aja ngerjainnya. Jangan sambil marah-marah"
"Gak bisaa Marvin, ini ngajak gelud banget soalnya!"
"Oke-oke, mana sih yang gak bisa. Nanti kirim fotonya ke aku ya. Nanti aku bantu deh"
"Beneran?! "
"Iya, yaudah aku tunggu ya"
"Oke, makasih buanyakk Marviiinn"
"Iya iya, jangan makasih mulu dong"
"Hehehe, dah"
"Dah "Tutt..
Aku pun memotret soal ku. Dan mengirimkan pada Marvin. Tak membutuhkan waktu yang lama, Marvin langsung balik mengirimkan foto yang berisikan jawabannya. Aku heran bukan kepalang, kok Marvin bisa dengan mudah menggarap itu. Padahal aku saja hampir setengah jam memikirnya dan tidak ketemu pula jawabannya. Apakah ini Marvin yang terlalu jenius, atau aku yang terlalu bodoh? Hahahaha..
-----
"Gila! Kesel banget gue sama tuh cewek! Bisa-bisanya aja gitu" ucap Jihan yang ngedumel setelah keluar dari teater bioskop
"Udahlah Jihan, kan hanya film. Toh juga endingnya bagus kan? "
"Iya sih, seneng banget gue"
"Lain kali, gue ajak lo nonton film horor aja deh"
"Kenapa?!"
"Yah gapapa, habis nya setiap nonton yang bergendre kayak gini lo nya ngedumel terus kayak kumbang"
"Hehehe, sorry. Nama nya juga greget gue nya"
"Makan yuk! Laper gue" Ajakku ketika mencium aroma makanan
"Boleh, tapi habis itu anterin gue ke butik pengantin yuk"
"Buat apa? Lo udah mau nikah?! "
"Apasih Ra?! Yakali gue mau nikah sekarang"
"Trus ke butik buat apa? "
"Mau ngambil pesanannya Teh Icha"
"Siapa Teh Icha?"
"Sepupu gue, dia mau lamaran"
"Owh gitu"
Aku dan Jihan pun turun ke lantai satu untuk makan di resto Jepang. Sushi disana itu sangatlah lezat, dan kurasa Sushi terenak dari Semua Resto yang ada di Jakarta.
Setelah makan dan kenyang, aku dan Jihan langsung pergi ke butik. Dan ternyata, pemilik butik itu adalah seorang Designer yang sedang hangat dibicarakan oleh Masyarakat. Karna katanya, semua baju yang dia rancang sudah masuk di kancah internasional.
Aku penasaran, Memang nya sebagus apa sih semua baju nya itu? Akhirnya aku memutuskan agar ikut masuk kedalam bersama Jihan
Dan benar saja, di setiap sisi ruangan. Semua terlihat Berkilauan. Ini luar biasa! Aku benar-benar sangat takjub. Dan hal yang diluar logika, bagaimana mungkin semua pakaian bisa berkilau seperti itu. Apakah dia memakai berlian di semua pakaiannya itu? Atau dia memakai 1 kg gliter untuk satu pakaian? Hahahahaa...
Saat kembali ke dalam mobil..
"Daebak! Semua bajunya bagus banget Raa. Gue jadi pengen deh, kalau gue nikah sama Damar, gue beli baju disini"
"Sekolah dulu yang bener! Baru mikir nikah! "
"Iya juga sih, baru juga 1 bulan masa udah mikir kesana aja"
"Nah itu, tapi ya Mudah-mudahan aja lo langgeng sama Damar"
"Aamiiin" ucap Jihan yang penuh semangat
-----
Saat sampai di rumah Jihan. Ternyata Jihan telah ditunggu oleh pangerannya. Aku dan Jihan pun Langsung turun dari mobil, lalu mengahmpirinya.
"Udah dari tadi ya?" tanya Jihan
"Lumayan lah, dari mana aja sih kalian? "
"Ngambil baju nya teh Icha" ujar Jihan yang menunjukkan tas belanjaan
"Oh gitu"
"Emang lo mau ngajak Jihan kemana?" tanya ku pada Damar
"Rahasia"
"Cih, pake rahasia segala. Lihat saja, ntar gue juga tau sendiri"
"Hehehe, canda Ra. Masa gitu aja marah"
"Udah ih Damar, godain sahabat gue mulu deh" ucap Jihan yang memelukku
"Eh Ra. Lo itu kalau si Marvin lagi basket, jangan chatting dia dong. Jadi nya kan dia gak fokus main basket, setiap main minta break terus buat lihat Ponselnya"
"Gila ya, gue juga tau kali kapan dia sibuk dan luang nya"
"Jadi bukan lo yang Akhir-akhir ini chatting dia? "
"Bukan"
"Gawat, terus siapa dong?Lo harus hati-hati deh Ra"
"Husstt Damar. Jangan ngomong sembarangan deh!" ujar Jihan
"Tau nih! Kan siapa tau itu nyokap nya. Marvin kan gak mungkin main hati dibelakang. Dia orangnya setia!"
"Yahkan gue cuma peringatin lo aja Ra"
"Tau ah, yaudah Han. Gue balik duluan ya" ucap ku yang agak kesal
"Iya Ra. Hati-hati"
Di sepanjang aku menyetir. Kalimat yang diucapkan Damar selalu terngiang-ngiang di fikiranku. Aku hampir goyah, namun ku sadarkan diriku kembali. Bahwa Marvin tidak akan melakukan hal serendah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA ~I need to love~ (TAMAT)
Fiksi PenggemarClara adalah seorang remaja yang mengalami banyak tekanan dalam hidupnya. Dari kisah keluarga, dan percintaan. Semuanya tidak lah begitu baik-baik saja. Seorang gadis yang dipaksa dewasa oleh keadaan dan membutuhkan lebih banyak cinta, bukanlah hal...