Clara adalah seorang remaja yang mengalami banyak tekanan dalam hidupnya. Dari kisah keluarga, dan percintaan. Semuanya tidak lah begitu baik-baik saja. Seorang gadis yang dipaksa dewasa oleh keadaan dan membutuhkan lebih banyak cinta, bukanlah hal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~HAPPY READING~
Kini, sudah 2 hari Clara tak siuman. Bahkan, kondisi nya pun menurun kata dokter. Tapi, beban saya berkurang satu. Karna Sandra sudah siuman kemarin. Akhirnya ia pun sudah bisa di pindahkan ke sebuah kamar VIP.
"Pah, Clara bagaimana?"
"Dia masih belum sadar"
"Lalu bagaimana? Apakah ini hal wajar?"
"Entahlah, Papah juga belum tahu. Tapi ya semoga saja gak ada yang salah"
"Mama mau lihat Clara, boleh?"
"Yang benar saja. Kamu belum boleh banyak gerak Ma!"
"Pah, plis deh"
"Enggak Ma. Mama belum boleh banyak gerak. Mama masih lemas!"
"Paaah"
"Udah Ma. Papa mau ke luar sebentar. Kamu di sini sama Lana ya?"
"Humm.. iya "
Saya pun langsung ke ruang ICU. Tentu nya untuk menjenguk Clara.
"Mah?"
"Kenapa? Kamu terlihat bimbang"
"Iya Mah. Aku bimbang banget. Ini sudah lebih dari 1 hari. Kenapa Clara belum sadar juga"
"Apakah dokter belum selesai dalam menganalisis?"
"Sudah Mah"
"Apa katanya?"
"Ini aneh. Di lab tidak ada gangguan apapun"
"Tapi, kenapa sekarang masih belum siuman?"
"Iya, dokter juga heran. Biasanya masa kritis pasien 48 jam. Dan ini hampir sudah melebihi"
"Benarkah? Ya ampun!"
"Mah? Sebelumnya Clara meminta ku melakukan sesuatu jika ia tak sadarkan diri juga"
"Hah? Apa itu?"
"Ada. Tapi, apakah aku harus melakukan itu sekarang?"
"Iya dong. Tunggu apa lagi?"
"Aku ingin menunggu 3 jam lagi Mah"
"Terserah kamu deh"
Saya hanya masih memiliki harapan. Jika Clara akan Siuman selama 3 jam itu.
Namun ternyata, harapan Saya dipatahkan oleh waktu. Ini sudah 3 jam. Tapi, tak ada yang berbeda.
Sudahlah. Saya akan melakukan itu sekarang!
Saya pun segera meninggalkan rumah sakit dan segera menuju ke alamat yang telah di tulis oleh Clara.
Sesampainya di sana. Saya tak menemukan seseorang pun. Hanya sebuah rumah yang di kelilingi oleh pekarangan bunga.
