"Wanita itu siapa? Rekan Tuan?"
Pertanyaan Soojin hanya disambut diam oleh seseorang di depannya. Jungkook -- lelaki yang beberapa tahun lebih muda darinya itu -- tidak berani menjawab, sadar bahwa setiap yang keluar dari mulutnya akan menjadi bumerang bagi diri sendiri.
Sementara Soojin masih menelisik pandang, mempelajari gelagat sopir sang suami.
"Jungkook-ssi?" panggilnya saat tidak kunjung mendapat jawaban.
"Iya Nyonya?"
"Itu siapa?"
"Maaf Nyonya."
Begitu sang sopir meminta maaf, mendadak otak Soojin berpikir cepat, merangkai potongan puzzle yang dia dapat untuk kesekian kali. Meyakini bahwa dugaannya sejak beberapa waktu terakhir -- yang diperkuat dengan apa yang dia lihat beberapa menit lalu -- benar adanya.
"Wanita simpanan Tuan ya?" wanita itu tersenyum kecut, "Untuk proyek yang mana?"
"Nyonya...saya tidak berani."
Berat sekali rasanya, namun Soojin hanya bisa menghela nafas, "Ya sudah, maaf merepotkanmu Jungkook-ssi. Tolong tetap perhatikan Tuan, ini akan menyulitkanmu tapi tolong awasi pola makan dan ingatkan untuk rutin meminum vitamin dan suplemennya."
Jungkook tertegun, saat Soojin akan pamit dia memanggil wanita itu. Antara sadar dan tidak, rasa ingin tahunya menuntun untuk menyampaikan pertanyaan yang sedari tadi mengganggu pikirannya -- atau mungkin, cukup mengganggu sejak awal dia tahu tabiat sang Tuan."Nyonya, apa Nyonya tidak marah?"
Sekali lagi Soojin tersenyum singkat, "Aku sudah lelah Jungkook-ssi. Tidak ada gunanya juga aku marah. Kau masih belum genap tiga bulan menemani Tuan, nanti semakin lama kau akan mengerti. Jalankan saja tugasmu dengan baik."
Pada akhirnya Soojin benar-benar pamit, meninggalkan parkiran mall dan sepertinya mengurungkan niatnya untuk memasuki mall itu. Jungkook hanya bisa memperhatikan gerak-gerik wanita itu hingga mobil hitamnya hilang dari pandangan. Pikiran lelaki muda itu masih tidak bisa mencerna. Setahunya, seringkali lelaki memiliki rasa penasaran dan haus akan banyak hal. Sulit merasa cukup bahkan jika itu menyangkut tentang pasangan. Namun, dengan sosok Soojin yang seperti itu...apa yang membuat Min Yoongi masih merasa kurang?
*
"Setelah ini aku akan menginap di apartemen nona Han, kau bisa pulang Jungkook-ssi. Mobilnya kau bawa saja. Besok jemput aku pukul sembilan," titah Yoongi.
"Baik Tuan," jawab Jungkook.
"Kau benar-benar tidak pulang ke rumah?" Han Sora bertanya.
"Tidak, tadi kita sudah membahasnya kan? Lagipula Soojin tidak tahu aku sudah sampai di Seoul hari ini."
Kalimat yang Yoongi utarakan membuat Jungkook mengingat kejadian sore tadi. Mendadak lelaki itu gugup, dia berusaha mengalihkan perhatiannya memandang deretan kendaraan di kanan kiri yang sama-sama terjebak macet. Mencoba mengabaikan percakapan Yoongi dan Sora yang kini membicarakan masalah keluarga Yoongi dan berlanjut membahas beberapa kenalan Sora -- sesama penghuni apartemen. Jungkook berusaha membuat dirinya tuli dan buta. Yang dia perlu lakukan hanya bekerja, menjadi sopir Yoongi tanpa perlu peduli pada apapun yang dilakukan oleh Tuannya.
Namun baru saja satu detik meluruskan niatnya, panggilan telepon dari ponsel Yoongi yang berdering seolah kembali membuat rasa penasarannya mencuat tinggi.
"Ini Soojin," ujar Yoongi.
Dari spion, Jungkook bisa melihat Sora yang mengangguk mengerti dan menggeser duduknya menjadi lebih ke tepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suga's Fics
FanfictionBuku kedua dari Drabbles : Suga Kumpulan cerita fiksi dengan cast Min Yoongi. Terdiri dari drabble, ficlet, oneshot, twoshot, chaptered dari beberapa genre