"Hyungmu itu kenapa sampai benar-benar tidak mau kesini?"
Jungkook secara otomatis menoleh mendengar ucapan sang ibu, "Seokjin hyung?" tebaknya ragu, meski dalam hatinya terselip nama lain yang mendadak membuatnya tidak nyaman.
"Hyungmu yang durhaka itu."
Yoongi maksudnya? Benar kan yang dimaksud ibunya itu Yoongi?
"Sudah tiga bulan lebih tidak kemari. Tidak ada keinginan meminta maaf pada abeoji dan eomma sepertinya," Sooyoung kembali berucap, masih dengan nada yang tidak enak didengar.
Dan entah kenapa mendengar ucapan Sooyoung membuat hati Jungkook sedikit kesal, "Yoongi hyung sudah mengirim pesan pada eomma untuk meminta maaf kan? Tapi eomma justru memintaku memblokir nomornya."
"Salah sendiri berani membentak orang tua, eomma tidak suka. Lagipula setelah itu dia juga tidak berusaha menghubungi eomma lagi kan? Karena dia juga tidak menghubungi abeoji. Sampai sekarang juga dia tidak pernah mencoba menghubungi abeojimu."
"Eomma kenapa mendadak menanyakannya?" Jungkook bertanya lirih, masih berakting seolah sibuk dengan tugas kuliahnya. Meski faktanya dia tengah berusaha menghalau cairan bening yang membuat matanya agak memanas.
"Tidak apa-apa, hanya merasa kecewa karena ternyata dia tidak ada niatan baik sama sekali," tutup Sooyoung sebelum kembali meninggalkan Jungkook di ruang tengah sendirian.
'Eomma dan abeoji sebenarnya rindu kan? Sama. Aku juga rindu pada hyungie,' Jungkook menghela nafas. Diraihnya ponsel yang sebelumnya tergeletak di atas meja. Dengan cepat mengirim pesan kepada Seokjin, si sulung.
Hyung,
Eomma baru saja
menanyakan
Yoongi hyung*
Seokjin memarkirkan mobilnya di halaman. Jantungnya berdetak lebih kencang seiring dengan mesin mobil yang dimatikan. Suasana saat ini sepi. Tapi Seokjin yakin -- seperti informasi yang sudah Jungkook berikan -- bahwa kedua orang tua mereka ada di rumah. Pria itu menghela nafas beberapa kali. Setelah membulatkan tekad, bersamaan dengan helaan nafas terakhir diraihnya sebuah kotak dan sebuah paper bag yang ada di kursi penumpang sebelahnya dengan hati-hati.
Sebisa mungkin urusan pertama ini memang harus selesai hari ini.
Jungkook sudah menyambut Seokjin bahkan ketika Seokjin belum sampai di pintu rumah. Pandangan lelaki itu tertuju pada kotak di pelukan Seokjin dan paper bag di tangan Seokjin. Ingin melihat isinya, namun membujuk diri bahwa dia bisa melakukannya nanti. Sekarang, lebih penting menemui Sooyoung dan Jowoon terlebih dulu.
"Eomma," Seokjin menyapa ketika dia menjumpai sosok Sooyoung di dapur.
Si sulung itu sadar ibunya mencari sosok Yoongi meski tak mengatakan apapun. Karena Seokjin bisa melihat diam-diam Sooyoung mengedarkan pandangan. Reaksinya hampir sama dengan reaksi Jowoon tadi ketika Seokjin bertemu dengannya di ruang tamu.
"Sedang memasak sesuatu?" tanya Seokjin.
"Sup rumput laut."
Seokjin mengangguk paham, mereka jarang memasak itu. Tapi sebentar lagi ulang tahun Yoongi. Mungkin diam-diam ibunya sengaja memasak untuk sang adik. Merayakan ulang tahun Yoongi lebih awal untuk berjaga-jaga jika Yoongi tidak bisa pulang tepat di hari ulang tahunnya seperti yang beberapa kali terjadi.
"Nanti setelah eomma selesai memasak, aku ingin mengatakan sesuatu. Nanti eomma ke ruang tamu dulu ya," pinta Seokjin. Ada rasa syukur yang menyelip dalam hatinya karena baik ayah atau ibunya tidak menanyakan keberadaan Yoongi secara terang-terangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suga's Fics
FanfictionBuku kedua dari Drabbles : Suga Kumpulan cerita fiksi dengan cast Min Yoongi. Terdiri dari drabble, ficlet, oneshot, twoshot, chaptered dari beberapa genre