Twilight (part 3 of 5)

108 14 16
                                    

Saat bulan itu terbenam dan matahari terbit,
Kau yang bersamaku, tidakkah kau akan berada di sini?

Jika aku menutup mataku, rasanya saat-saat yang kita habiskan bersama akan kembali terenggut
Jika aku menutup mata lagi, rasanya hanya kenangan indah yang muncul di benakku

Saat malam ini berlalu,
Aku takut bahwa aku tak akan bisa melihatmu
Saat malam ini berlalu,
Aku takut bahwa aku akan ditinggal sendirian

________________________________________________

ICU, 2 minggu kemudian...

Lee Taeri memandang wajah Yoongi dalam diamnya. Seolah tidak memiliki keinginan lain selain memandang wajah terlelap itu. Gadis itu bahkan tidak memiliki keinginan membasahi bibirnya yang kering atau merapikan rambutnya yang sudah pasti acak-acakan.

God, please give me a strength.

Kalimat yang sempat Yoongi posting di salah satu media sosialnya dua hari lalu bergema dalam pikiran Taeri. Selama ini Yoongi jarang sekali mengeluh. Terlebih di masa lalu. Memang tahun-tahun belakangan Yoongi mulai berani mengeluh pada Taeri. Dalam artian mengatakan apa yang dia rasakan. Tapi hanya sebatas itu saja. Dan lelaki itu nyaris tidak pernah mengeluh lelah, dia tetap menjalani semuanya.

Jadi ketika dia mengeluh -- mengatakan sedikit lelah dan kewalahan merasakan tubuhnya sendiri -- dua minggu lalu secara pribadi pada Taeri itu sudah membuat Taeri merasa janggal. Lalu dua hari lalu saat menulis kalimat seperti itu di sosial medianya, tentu perasaan Taeri menjadi sedikit tidak karuan.

Kenapa?

Ada apa?

Seokjin tidak pernah mengatakan banyak hal tentang terapi, bahkan menurut apa yang disampaikan Seokjin terapi Yoongi berjalan dengan baik. Lalu Taeri bertanya langsung pada Yoongi dan lelaki itu dengan jujur -- sekali lagi -- mengaku lelah dan bahkan ingin menyerah dengan rasa sakitnya. Saat Yoongi membalas pesan Taeri -- seperti biasa, terpaut berjam-jam sejak Taeri mengirim pesannya -- Taeri sudah berada di rumah dan gadis itu langsung menangis saat itu juga. Meski dia masih membalas setiap pesan Yoongi dan terus berusaha memberi semangat hingga Yoongi mengiyakan dan mengatakan bahwa dia akan terus berusaha, berjuang untuk tetap hidup.

Hanya saja, itu tetap tidak membuat Taeri lega.

Terlebih tadi siang Seokjin menghubunginya, mengatakan Yoongi masuk ICU.

Kritis.

Bisa jadi tidak bertahan melewati hari ini.

Hati Taeri kosong seketika, mati-matian menahan tangis karena dia masih di tempat kerja. Dia tidak sepenuhnya fokus. Beruntung jam kerjanya hanya tersisa empat jam lagi. Begitu pulang kerja, dia segera menuju ke Rumah Sakit. Tidak sanggup lagi menahan air mata begitu mendengar cerita dari Seokjin yang mengatakan bahwa Yoongi collapse pagi hari ini. Gagal nafas dipicu oleh tumor otak yang dideritanya, itu sebabnya dia masuk ICU. Orang tua dan saudara Yoongi ada di sana, bahkan ibu Yoongi sempat memeluknya. Seperti anak kecil, Taeri memohon untuk diizinkan masuk ICU dan disinilah dia sejak sepuluh menit lalu.

Rasanya Taeri ingin berada di sini sampai lelaki itu membuka mata. Dia takut, begitu dia keluar dia tidak memiliki kesempatan melihat sosok di depannya ini dalam kondisi bernafas.

Mata Taeri mendadak memanas saat memikirkannya. Gadis itu mengangkat tangannya perlahan, dengan begitu hati-hati menyentuh pipi Yoongi dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. Begitu kulitnya bersentuhan dengan kulit Yoongi, air matanya reflek mengalir.

Suga's FicsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang