Suga's Fics

Still Alive {(part 15 of ?)(as BTS's member)}

UN Village Hannam Riverhill.

Pandangan mata Nara mengedar, mendapati apartemen ini terasa luas dan lengang. Wanita itu tidak terlalu memedulikan Molly yang sesekali mengeong dan seperti kebingungan menyusuri semua penjuru rumah sejak dia mengambilnya dari tempat penitipan.

Benar-benar seperti mimpi.

Sulit menerimanya sebagai kenyataan bahwa Nara kini akan tinggal di sini sendirian. Bayangan tentang Yoongi silih berganti berkelebat muncul dalam benaknya.

Berdiri di ruangan ini membuat Nara mengingat banyak hal. Misalnya, mengingat Yoongi yang bermalas-malasan di sofa, atau berbaring di karpet dengan Molly yang tidur di dadanya. Juga Yoongi yang termenung berdiri menempel di kaca jendela demi melihat sungai Han dari jauh.

Nara mengerjap ketika bayangan Yoongi yang memeluknya erat dari belakang dengan tawa menyebalkannya melintasi pikirannya. Itu kejadian tahun lalu. Ketika mereka sedang menonton sebuah film bersama dan Nara berkomentar bahwa lelaki dalam film yang terkadang tidak membereskan perabot di rumah setelah memakainya persis sekali dengan Yoongi, lalu Yoongi memutuskan mendekapnya dan tertawa-tawa setelah beberapa pembelaan dirinya tidak ada yang berhasil di hadapan Nara.

Jika Nara menoleh ke samping, mengalihkan pandangannya ke dapur dan mini bar di sebelah kiri, kenangan yang menumpuk lebih menyeruak lagi. Keduanya banyak menghabiskan waktu di sana jika sama-sama di rumah -- kecuali jika Yoongi sibuk dan mengurung diri di studio pribadinya. Selama ini, Nara tidak sebaik Yoongi dalam urusan memasak. Tinggal bersama Yoongi membuat Nara bisa belajar perlahan. Yoongi terkadang mengajarinya membuat beberapa macam hidangan. Meski tetap saja, lelaki itu jarang membereskan peralatan dapur dan beberapa kali membuat dapur berantakan. Nara ingat bagaimana seringkali dia seolah melihat Yoongi sebagai sosok ayah yang dengan sabarnya mengajari anak perempuannya memasak setiap kali lelaki itu mengajari Nara.

Lalu ingatan Nara meluncur jauh ke belakang. Tentang bagaimana dia dan Yoongi akhirnya bertemu lagi setelah sekian lama.

Mereka pertama kali bertemu saat berada di Elementary School, teman satu kelas. Di kelas tiga, muncul desas desus yang mengatakan bahwa Yoongi menyukai Nara. Min Yoongi sering diejek saat itu. Selain karena anak itu memang sering dibully, juga karena teman-teman mereka yang masih sama-sama mudanya itu entah bagaimana sudah memiliki pikiran bahwa Yoongi tidak pantas menyukai Nara. Nara adalah salah satu anak yang berasal dari keluarga kaya, terlebih dia putri tunggal. Dia cukup terkenal di sekolah, jelas bukan hanya Yoongi yang tertarik padanya. Bahkan ada kakak kelas yang menyukainya.

Saat itu, suasana semakin terasa buruk karena mereka sekelas. Tapi Nara tidak bisa banyak membantu setiap kali Yoongi diejek. Hingga suatu saat setelah dia melihat Yoongi pulang dalam keadaan menangis diam-diam dan tidak masuk sekolah hingga dua hari setelahnya, rasa tertarik Nara kepada Yoongi semakin tinggi. Namun suatu hari di kelas lima ketika kelas sepi dan Nara memiliki keberanian untuk menyapa dan menawarkan berbagi bekalnya, Yoongi malah tertegun. Bocah lelaki itu terlihat bingung dan mengerutkan dahi, lalu melirik cepat ke pintu seolah takut ada yang melihat mereka bersama. Yang lebih mengejutkan, setelahnya Yoongi mengusirnya keluar kelas.

Itu ingatan masa lalu yang awalnya tidak Nara ketahui kenapa sulit sekali dia hilangkan dari pikirannya. Ternyata, setelah bertahun lamanya Nara sadar bahwa mungkin itu terjadi karena ada alasan dibaliknya.

Mereka kembali bertemu saat suatu kali Yoongi pulang ke Daegu di hari liburnya. Mengunjungi sebuah kedai sederhana yang ternyata milik keluarga Nara. Sejak saat itu, Nara dan Yoongi seolah disatukan takdir. Yoongi mendengarkan dengan sabar tentang kebangkrutan keluarga Nara dan bagaimana mereka berjuang hingga bisa memiliki kedai ini dan bertahan hidup dari sana. Lalu lelaki itu mengusulkan agar Nara bekerja menjadi staff di Hybe -- yang sebenarnya adalah salah satu bentuk keegoisannya untuk menahan Nara di sisinya.