Still Alive {(part 9 of ? )(as BTS's member)}

87 9 5
                                    

Warning! 98℅ narasi.

__________________________________________________

Berbagai kilasan kejadian berkelebat di kepala Yoongi. Sayangnya semua hanya kejadian-kejadian buruk. Yang terjadi akhir-akhir ini dan pernah menimpanya di masa lalu. Semua muncul bersahutan, timpang tindih, mencoba merebut tempat untuk memunculkan diri dalam ajang kilas balik yang ada di pikiran Yoongi, mencoba keluar dari kotak pandora ingatan Yoongi yang selama ini tidak terkunci rapat. Lelaki itu sendiri terkadang heran pada bagaimana otaknya seolah secara otomatis memiliki kualitas rekaman yang cukup baik untuk setiap kenangan buruk, sehingga semuanya sering dia ingat lebih jelas dibanding kenangan-kenangan baik yang dia miliki.

Sejak tadi, sudah banyak kejadian yang terlintas di kepalanya. Kini yang terlintas adalah ingatan tentang bagaimana dia mulai tertarik pada musik sejak usia yang sangat muda, namun semua jelas tidak mudah. Studio sederhana yang dulu dia tempati bersama teman-temannya, bagaimana cara mereka agar tetap bertahan, cemoohan dan makian dari para orang tua. Ingatan tentang bagaimana dia jatuh cinta pada seorang gadis ceria yang kaya semasa remaja namun sulit untuk mengungkapkan perasaannya, hingga ada teman-teman yang meremehkan statusnya karena menilai tidak pantas bersanding dengan gadis itu. Melompat ke ingatan semasa mereka baru debut, berasal dari agensi kecil yang juga minim modal kala itu. Yoongi pikir ketika sudah benar-benar debut menjadi idol semua akan berubah drastis dan keadaan hidupnya akan membaik namun nyatanya dia salah. Usaha yang dia perlukan ternyata sama besarnya dengan ketika dia masih belum menjadi apa-apa di Daegu.

Ketika sudah debut dan beranjak terkenal pun semua masih terasa sulit. Izin dari ayahnya belum benar-benar dia pegang, terkadang ketika pulang ke rumah ayahnya akan bersikap dingin dan tidak peduli -- masih tidak terima dengan keputusan si bungsu keluarga Min yang menjadikan hobi sebagai profesi. Memang Min Jongsuk -- ayah Yoongi -- dulu juga cukup mendanai hobi Yoongi yang aktif di studio, namun dia mengira Yoongi hanya menganggapnya hobi dan tidak akan serius di sana. Karena di mata Jongsuk, bekerja di bidang hiburan sangat berat dan kurang menjanjikan. Bekerja sebagai karyawan swasta perusahaan besar atau pegawai negeri tentu lebih baik di mata Jongsuk.

Seiring berjalannya waktu, Yoongi mulai jauh dari teman-teman di masa lalu. Sungguh, menjadi idol pada kenyataannya memang tidak selalu menyenangkan. Seringkali dia kesepian. Keramaian dan gemerlap cahaya itu hanya ada di depan kamera, di mana dia bekerja, saat dia menampilkan lagu-lagunya. Namun setelah dia turun dari panggung, setelah kamera tidak agi diarahkan padanya itu semua kosong, hampa. Yoongi ingat masa-masa dimana dia dan member Bangtan lainnya kurang tidur. Harus berpromosi kesana kemari ketika baru merilis album baru. Kelelahan, kelaparan dan sebagainya. Mereka sudah mulai memiliki banyak fans kala itu, setidaknya sudah ada penyemangat dalam karir mereka.

Lalu satu titik hitam itu kembali menghantui Yoongi. Tentang penilaian orang yang tentunya berbeda-beda. Dan di sana, sekeras apapun Yoongi mencoba, sebanyak apapun waktu yang dia gunakan untuk bekerja orang-orang tetap menilainya pemalas -- bahkan sebagian fans mereka sendiri. Angkuh, sombong, pemarah, pemalas, galak, bermulut tajam semua ciri itu seolah tetap melekat padanya. Bahkan ketika dia diam dan tidak melakukan apapun serta sudah menjaga mulut dan kelakuannya, orang-orang tetap melayangkan penilaian yang seolah bertentangan dengan dirinya yang sebenarnya.

Ingatannya kembali melompat ke masa sekolah dimana dia mendapat penilaian hampir serupa. Sekolah khusus laki-laki, dengan dirinya yang menjabat sebagai anggota komisi kedisiplinan, dalam organisasi itu tugasnya adalah mengawasi agar para siswa tetap berpenampilan rapi dan sesuai aturan sekolah. Sebenarnya, Yoongi melakukan tugasnya dengan baik. Dia tidak memandang status ketika menertibkan para siswa. Termasuk itu teman sekelas atau seniornya. Namun karenanya dia dinilai terlalu keras, kaku dan sebagainya. Padahal, bukan salah Yoongi jika Yoongi menegur atau mengisi buku kepribadian siswa dengan pasal pelanggaran yang mereka lakukan. Karena semua berawal dari kelakuan mereka sendiri, tapi tetap saja beberapa siswa yang terlibat merasa sakit hati dan tidak terima dengan pendisiplinan dari Yoongi. Meski terkadang dia berlaku baik dengan mencoba menebus perlakuannya itu dengan memberi hadiah, makanan atau mengucapkan selamat ulang tahun kepada teman-temannya, namun itu rasanya tidak meluluhkan rasa kesal sebagian dari mereka kepada Yoongi.

Suga's FicsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang