Best Friend

130 10 14
                                    

"Berapa jumlah kaki udang windu?"

Suga melirik kesal ketika rungunya mendengar pertanyaan tidak penting yang dilemparkan Hyena.

"Hitung saja sendiri!" ujarnya jengkel. Padahal dia sudah berniat tidak menyahuti omong kosong yang akan keluar dari mulut wanita itu, tapi nyatanya lidahnya gatal jika tidak menyahut.

"Aku malas makanya aku bertanya," Hyena balas bergumam.

Ingatkan Suga bahwa yang di tangannya saat ini adalah pisau tajam dan jika dia memukulkannya kepada Hyena itu akan berakibat fatal. Pria itu mendengus kasar, berniat menulikan pendengaran dan menutup mata pada apapun yang akan Hyena lakukan dan katakan.

Moodnya jelek sekali hari ini. Pekerjaannya berjalan kurang lancar. Dan kini dia masih harus terjebak dengan wanita ini padahal dia ingin tidur saja. Dia tidak lapar dan tidak ingin makan -- terlebih memasak sebelum makan. Tapi Seokjin -- sang kakak sulung -- mendadak ingin memasak bersama dan mengundang Hyena untuk datang.

"Ayo senyuuummm," goda Hyena sambil melongokkan kepala dan tersenyum manis ke arah Suga.

Lelaki itu berdecak kesal lalu menatap Hyena tajam, "Diam Hye!"

Seolah tidak terpengaruh, Hyena masih tertawa-tawa.

"Cepat kupas udangnya!" perintah Suga kesal.

"Aku sudah selesai," Hyena menyombongkan diri, yang membuat Suga mengeceknya namun tidak bisa berbuat apapun karena apa yang Hyena katakan benar.

"Hyena-ya, kau jadi menghadiri acara reuni yang kau bilang kemarin?" tanya Seokjin.

"Ya, jadi."

"Reuni apa?" Suga ikut bertanya.

"Reuni JHS."

"Bukannya kau tidak punya teman baik di sana?" pertanyaan Suga sebenarnya terdengar pelan dan seperti dengungan lebah, yang sayangnya masih bisa Hyena dengar.

"Punya! Ada beberapa yang cukup dekat."

"Mereka datang?"

"Tidak tahu, aku tidak pernah berkomunikasi dengan mereka lagi. Makanya aku mau coba datang, barangkali bisa bertemu mereka lagi jadi aku bisa berkomunikasi lagi."

Suga melirik Hyena yang berusaha tersenyum riang, lalu berdecih dengan tampang menyebalkan. Tingkah lakunya berhasil membuat Hyena kesal dan mendorong bahunya cukup keras. Dalam hitungan detik keduanya sudah kembali beradu mulut. Hal yang berhasil membuat Seokjin menghela nafas panjang.

*

Dari balik kemudi Suga melihat Hyena menunduk dan tersenyum kepada rekan kerjanya saat pamit untuk pulang lebih dahulu. Pria itu tersenyum kecil, Hyena terlihat kalem dan cantik jika kelakuannya cukup manis seperti itu. Sayang wanita itu seringkali bertingkah seperti kerasukan setan di depannya. Terlebih seringkali ketika dia berada di dekat Hyena, Suga pasti merasa kesal walaupun sebelumnya suasana hatinya baik-baik saja.

"Haloooo," sapa Hyena riang begitu dia membuka pintu mobil.

"Hmm," dan sapaan riangnya hanya mendapat balasan gumaman dari Suga.

"Kita...makan dimana?" tanya Hyena, seolah tidak menggubris kejengkelan Suga. Karena memang dia sudah terlalu terbiasa.

"Kau belum mencari tempat?" Suga menatap Hyena tajam.

"Belum. Kan aku sudah bilang aku tidak sempat. Kau saja yang cari."

Suga mengerang kesal, "Aku juga tidak sempat. Cari sekarang!"

"Huh menyebalkan!" Hyena ikut kesal, namun tangannya tetap bergerak menghidupi layar ponsel dan mencari informasi tentang tempat makan sekitar, "Bisa tidak sih tidak usah marah-marah, aku sudah dimarahi atasanku di tempat kerja," ujar Hyena lirih.

Suga's FicsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang