Still Alive {(part 12 of ?) (as BTS's member)}

74 8 6
                                    

Ketika mereka sampai di apartemen Yoongi di Seoul, tempat itu kosong. Yoongi masih berada di agensi saat ini, ada urusan yang perlu didiskusikan sejak sore tadi. Nara memutuskan untuk mempersilakan Minhyuk beristirahat di kamar tamu, sementara dia menyiapkan camilan dan minuman untuk lelaki itu.

Sepanjang perjalanan, suasana terasa canggung meski ada saat-saat dimana mereka mencoba berkomunikasi. Fakta bahwa mereka tidak saling mengenal nyatanya membuat mereka secara otomatis membangun dinding pertahanan satu sama lain. Menjaga setiap topik agar tidak melewati batas atau memberi informasi berlebih.

Yoongi baru datang lebih dari satu jam kemudian. Pria itu menimbang apa yang akan dilakukan karena sejujurnya dia bimbang dan canggung untuk menemui Minhyuk. Akhirnya dia memutuskan untuk menemui Nara terlebih dahulu, mencari tahu bagaimana tanggapan dan reaksi Minhyuk saat keduanya bertemu tadi. Sekedar untuk mencari penguat tekad baginya.

Kini pria itu berdiri di depan pintu kamar tamu, mengambil nafas beberapa kali sebelum tangannya bergerak mengetuk pintu tiga kali. Dia mendengar jawaban seseorang di dalam.

Suara itu.

Berapa lama Yoongi tidak mendengarnya? Mengapa saat ini hanya dengan mendengarnya saja dia merasa terharu dan bahagia namun juga takut di saat bersamaan.

Seiring dengan pintu yang terbuka, detak jantung Yoongi menjadi lebih kencang dari sebelumnya. Dan darahnya seolah membeku ketika pintu itu terbuka lebih lebar. Menampilkan sesosok lelaki yang sedikit lebih tinggi darinya, kulitnya lebih gelap, bertubuh tegap, dengan garis wajah dan rahang yang tegas.

Minhyuk terlihat lebih matang di mata Yoongi dan kharisma lelaki itu juga semakin kuat dibanding dulu.

"Hai, apa kabar?" sapa Yoongi berusaha santai, meski kecanggungan itu tidak bisa disembunyikan begitu saja. Sebenarnya, dia selalu tahu kabar Minhyuk dari Junsu. Hanya saja tidak ada kalimat lain yang terlintas di pikirannya selain kalimat payah itu.

"Baik," Minhyuk tersenyum kecil, membuat Yoongi mengangguk.

"Aku ingin bicara," ujar Yoongi langsung.

Di hadapannya, raut wajah Minhyuk menjadi lebih serius. Dalam hati membatin bahwa Yoongi tetaplah Yoongi yang tidak banyak basa basi, meski sepertinya kini sikap itu semakin menjadi.

"Di sini atau dimana?" tanyanya.

"Di dalam saja."

Minhyuk mengangguk, sedikit bergeser untuk memberi ruang kepada Yoongi.

Mereka duduk di sofa kecil yang ada dalam kamar tersebut. Terdiam beberapa saat. Sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing, yang sebenarnya hanya saling menilai satu sama lain dari penampilan. Waspada, mencoba bersikap hati-hati sebisa mungkin. Bagaimanapun keduanya baru bertemu setelah sekian lama, sejujurnya secanggung apapun situasi saat ini keduanya sama-sama tidak ingin memperburuk suasana.

"Aku baru kali ini melihat rambutmu panjang," Minhyuk memulai.

"Hmm, iya. Baru pertama kali," jawab Yoongi. "Ternyata susah juga merawatnya."

Minhyuk tertawa renyah, "Nanti kuberi beberapa tips," ujarnya. Rambut Minhyuk sendiri juga agak panjang dan seingatnya dia memakai gaya rambut gondrong ini jauh sebelum Yoongi. "Kau sehat?"

"Huh?"

"Jawab saja."

"Ya, lumayan."

"Bohong," Minhyuk berniat meraih kotak rokok dari saku celananya, namun urung ketika mengingat percakapannya dengan keluarga Yoongi tadi sore tentang Yoongi yang sempat terkena serangan jantung. "Skandalmu kali ini sungguh berimbas padamu hmm?"

Suga's FicsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang