Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jaemin mendengus malas, kedua kaki pendeknya ia seret menjauhi kelasnya, tujuannya kini hanya berfokus pada ruang perpustakaan.
Sebenarnya ia masih ada satu mata pelajaran lagi, tapi Jaemin terlalu malas masuk kelas, apalagi pelajaran terakhirnya fisika.
Yang Jaemin malaskan itu sebenarnya bertemu dengan guru fisikanya, guru laki-laki termuda di sekolahnya, tampan, manis dengan lesung pipi dan wajah yang terlihat masi sangat muda, masih tampak seperti wajah anak SMA.
Lelaki yang membuat hampir semua siswanya jatuh hati.
Lelaki yang sudah menjadi kekasih Jaemin sejak dua hari yang lalu.
Jaemin benar-benar malas melihatnya, melihat kekasihnya yang digoda oleh teman sekelasnya membuatnya dongkol. Ingin rasanya dia menjambak rambut gadis-gadis genit yang selalu merayu kekasihnya dan berteriak bahwa Guanlin adalah milik Nana ditelinga mereka.
Tapi Jaemin tidak bisa.
Peraturan sekolah, guru dan murid tidak boleh berpacaran.
Jaemin menghela nafas saat memasuki ruang perpustakaan dan tidak melihat si penjaga perpustakaan. "Ke toilet? Baguslah." menutup pintu perpustakaan dengan sangat hati-hati. Melanjutkan langkahnya menuju sudut terpojok, tempat rahasia Jaemin, tempat dimana dirinya tidak bisa ditemukan oleh siapapun saat sedang ingin menyendiri atau sedang menikmati bacaannya dengan tenang.
