Dia itu aneh, dan gue baru tau (JayJaem)

786 49 25
                                    

Warnings :

BxB

Top! Jay (enhypen)

Bottom! Jaemin (NCT)




Aku gak tau ternyata orang-orang toktok klo komen suka bar-bar, mendadak kena mental breakdance aku 🥲





























Jaemin baru saja akan memasang sepatunya, suara klakson sepeda motor membuatnya menengok kedepan. "MA! KALAU NYARI TUKANG OJEK YANG BENER DONG!" teriaknya sambil melanjutkan mengikat tali sepatu.

"Ishh lo mah, gitu amat sama pacar sendiri." Jay yang mendengus kesal mendengar perkataan Jaemin, rambutnya ia acak sedikit karena rambut lepek milik Jay itu terlihat aneh baginya. Setelah dirasa rambutnya cukup bagus, Jay kembali mengenakan helmnya.

"Siapa sih yang pacar lo?" Jaemin bangkit dari posisi duduknya, menghentak ujung sepatunya dua kali lalu membenarkan posisi tas gendongnya. "Ma! Jaemin berangkt ya!" Setelah berteriak, jaemin menutup pintu rumahnya, kakinya melangkah keluar dari halaman rumah. Dilewatinya Jay yang tengah menawarkan helm pada dirinya, Jaemin lebih memilih naik angkutan umum ketimbang berangkat bersama dengan Jay.

"Loh, eh sini gue anter." Jay menghidupkan mesin motor, helm ia gantungkan pada gantungan motornya lalu perlahan mengikuti arah Jaemin melangkah. "Sayang, ayo gue bonceng." Jay masih setia berkendara disebelah Jaemin, meski dengan keadaan motor yang bergoyang karena dikendarai dengan sangat pelan, Jay tidak masalah.

"Gue gak mau!" Bentak Jaemin lalu mulai berlari. Bodo amat dengan jalanan yang basah karena habis hujan, yang penting Jaemin bisa secepatnya menjauh dari Jay.

"Eh sayang awas ada ba-" Belum selesai kalimat Jay keluarkan dari mulutnya, Jaemin sudah tersungkur jatuh tersandung batu. "-tu," Jay meringis melihat wajah manis Jaemin membentur aspal dengan cukup keras. "S-sayang." diparkirkannya motor matic kesayangannya, berlari kecil mendekati Jaemin yang masih tengkurap di aspal.

Jaemin tidak pingsan, dia hanya malu.

"Jaem, gue gak papa?" Jay mengusap rambut Jaemin yang terlihat berantakan.

"YA MANA GUE TAU LO GAK PAPA ATAU KENAPA-NAPA! GOBL*K BANGET SIH!" Jaemin yang kesal bangkit dari posisi tengkurapnya, membetulkan letak kacamata yang sedikit bergeser dari tempatnya semula. Jaemin duduk di aspal, menepuk-nepuk celana sekolahnya yang kotor.

"Lo berdarah Jaem." Sebuah sapu tangan lembut menyapu darah yang keluar dari hidung Jaemin. "Jangan di dongakin." Jaemin yang hendak mendongakkan kepalanya mengurungkan niat, ditatapnya Jay yang masih mengusap darah di hidungnya. "Kata mama gue, klo mimisan jangan ngedongak, biarin aja darahnya ngalir." Dirasa darah dari hidung Jaemin berhenti mengalir, Jay menyumpalkan sapu tangannya pada hidung Jaemin. "Ayo berangkat." Jaemin hanya menurut, ada perasaan malu juga segan. Dia sudah bersikap kasar pada Jay, tapi pemuda itu sama sekali tidak mempermasalahkannya.

Jay membantu Jaemin memasang helmnya, menghidupkan mesin motor, menunggu Jaemin untuk duduk di boncengan motornya.

"Udah?" Jaemin mengangguk menanggapi pertanyaan Jay. Motor matic Jay berjalan perlahan, sesekali pemuda berandal itu melirik pantulan wajah Jaemin dari spion motornya. Wajah Jaemin terlihat lucu, pipi kiri yang tergores, hidung tersumpal sapu tangan, lalu bibir merah muda yang terluka dan sedikit mengeluarkan darah. Belah bibir lembut Jaemin sedikit terbuka, mungkin karena hidung yang tersumpal membuatnya kesulitan bernafas.

Bunny #cute_and_so_sexyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang