Haechan menatap jengah pada Hyunjin yang terus mengekorinya tanpa henti. "Kau ini tidak punya kegiatan lain apa?" Tanya Haechan sarkas. Yang dibalas Hyunjin dengan gelengan kepala.
"Kenapa marah padaku?" Ujar Hyunjin setengah merajuk, "pada mereka kau tidak masalah" tambahnya seraya menunjuk pada Jaemin dan Renjun yang berdiri dibelakang Haechan.
"Mereka ini orang-orang ku, sedangkan kau siapa?" Tanya Haechan dengan nada acuh. Hyunjin tersenyum menyeringai menatap Haechan, "aku juga orangmu loh sayang" ujar Hyunjin lalu berjalan semakin dekat kearah Haechan, "kau berjanji untuk menghabiskan satu malam dengan ku" bisik Hyunjin yang hanya dapat didengar oleh Haechan dan Hyunjin.
Haechan tersenyum angkuh, "hanya jika kau bisa melakukan apa yang kusuruh padamu" jawab Haechan seraya membelai pipi Hyunjin. "Dan urusan kita hanya sekedar itu, tidak ada yang lain lagi. Renjun-ah, Jaemin-ah ayo pergi" ujar Haechan seraya beranjak pergi bersama Renjun dan Jaemin.
Jaemin memandang sebentar pada Hyunjin sebelum benar-benar pergi bersama Haechan. Sedangkan Hyunjin yang ditinggal begitu saja hanya terkekeh sinis. "Apapun caranya kau harus jadi milikku" bisik Hyunjin, namun terdengar oleh Mina yang berdiri tepat dibelakang Hyunjin.
Mina melihat saat Haechan mengacuhkan Hyunjin, awalnya ia ingin menghibur Hyunjin dan mengatakan pada pemuda itu untuk berhenti mengharapkan Haechan. Namun bisikan Hyunjin yang di dengar Mina barusan membuat gadis itu semakin membenci Haechan di dalam hatinya.
"Kau menginginkan Haechan, maka akan ku lenyapkan dia dari dunia ini" batin Mina seraya menatap punggung Hyunjin dengan pandangan terluka. "Kalau kau tidak bisa bersamaku, maka jangan harap untuk bersama orang lain" tambah Mina penuh tekad seraya berbalik memutar dan melangkah pergi dari sana.
--------+++++----------
Mark menatap pesan di handphonenya dengan menghela nafasnya berat, ia mendatangi tempat duduk Jungwoo. "Dia kabur" hanya ucapan itu dan Jungwoo paham maksudnya.
"Kita cari dia dikelasnya nanti, sekarang kembali ke kursi mu Songsaenim sudah datang" ujar Jungwoo seraya menunjuk kedatangan wali kelas mereka.
Dan benar obyek yang tengah mereka bicarakan kini tengah memijat kepalanya pelan akibat rasa pusing yang tiba-tiba dirasakannya. Renjun yang duduk di sebelah Haechan menatap pemuda manis itu dengan pandangan khawatir. Renjun? Iya pemuda ini benar-benar membuktikan ucapannya untuk pindah kelas, setelah merengek pada ayahnya akhirnya ia dapat sekelas dengan Haechan.
"Haechan kau baik-baik saja?" Tanya Renjun.
Haechan yang masih memijat kepalanya hanya mengangguk, "tidak apa hanya sedikit pusing" jawab Haechan pelan.
"Kim Songsaenim " panggil Renjun menginterupsi aktivitas sang guru yang tengah mengajar.
"Ya ada apa?" Jawab sang guru seraya memberikan atensi penuh pada Renjun.
"Lee Haechan mengeluh sakit kepala" ujar Renjun seraya menunjuk pada Haechan, akibat ucapan Renjun sang guru berjalan mendekat ke arah Haechan, "Haechan kau baik-baik saja?" Tanya sang guru yang dibalas anggukan kepala oleh Haechan.
Sang guru memegang dahi Haechan dan terkejut karena panas tubuh Haechan, "lebih baik kau beristirahat saja di ruang kesehatan, nampaknya kau tidak sehat" usul guru Haechan.
Haechan terpaksa setuju, toh jika dikelas pun ia tidak akan bisa berkonsentrasi mengikuti pelajaran. Jadi dengan perlahan ia berdiri, "Huang Renjun bantu Haechan menuju ruang kesehatan" perintah Kim Songsaenim mematahkan niat Jaemin dan Hyunjin yang sudah hampir mengajukan diri.
Haechan berjalan tertatih dengan Renjun yang berjalan menyesuaikan tempo jalan Haechan. "Uughh" desah Haechan kala ia hampir kehilangan keseimbangan untung saja Renjun menahannya dengan menegang pinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fak3 (Nahyuck X NCT127+Winwin)
FanfictionDonghyuck tidak tahu bagaimana arwahnya bisa masuk ke tubuh seorang pemuda yang sialnya memiliki wajah yang sama persis dengannya. Lee Haechan memilih untuk bunuh diri karena merasa tidak dibutuhkan lagi oleh orang-orang tersayangnya. Donghyuck men...