James mengangkat kepalanya saat merasakan jika ada seseorang yang datang. Wajah kuyu-nya nampak tersenyum saat menyambut kedatangan orang itu. "Hae Hyung, masuklah maaf tempatnya sedikit sempit" ujar James mempersilakan. James telah dipindahkan ke sebuah ruangan kamar atas perintah Donghae, selain tempat itu layak dan bersih James pun bisa tidur di kasur dengan nyaman.
Donghae menarik sebuah kursi agar dapat duduk di hadapan James. "Kau menolak Yeji mengobatimu lagi" ujar Donghae. "Bagaimana jika kau dibawa kerumah sakit saja" lanjut Donghae menawarkan, namun James malah menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
"Itu tidak perlu, aku tahu dengan jelas kondisi tubuhku sudah tidak ada harapan lagi" ujar James membuat Donghae menatapnya dalam.
"Jika kau seperti ini membuat ku tidak bisa membalas sakit hati ku padamu akan kelakuan mu pada Donghyuck" ujar Donghae lirih tanpa mau menatap James.
"Aku tidak akan meminta untuk dimaafkan, karena apa yang kulakukan hanya saja jika aku bisa meminta tolong sekali padamu hyung" ucap James.
"Apa?" Tanya Donghae.
"Tolong jaga Winwin dan berikan pada Taeil segala aset milik Wonwoo, sedangkan aset pribadi ku berikan pada Winwin" ujar James seraya memberikan sebuah surat kuasa pada Donghae.
"Siapa yang membuatkan surat ini untukmu?" Tanya Donghae bingung tidak ada orang yang mendatangi James selain kenalan Haechan, "apa mungkin itu Yeji" pikir Donghae.
"Gadis kecil bernama Karina itu yang membuatnya" jelas James membuat Donghae mengangguk paham.
"Dia selamat" kata-kata Donghae seketika membuat James terdiam kaku, "syukurlah" bisik James penuh syukur. "Bisakah aku bertemu dengannya" ujar James penuh harap namun Donghae hanya diam.
"Maaf, aku tahu itu tidak mungkin" ucap James lirih, "dia pasti benci sekali padaku" tambahnya. Namun James terdiam kaku melihat sosok seseorang yang kini berdiri di depan kamarnya.
Donghae berdiri, "bicaralah selesaikan semuanya dan lepaskan bebanmu" ujar Donghae pada Haechan. "Gomawo, appa" bisik Haechan lalu masuk kedalam.
Haechan dan James saling memandang dalam diam. "Maaf penampilan-ku pasti kacau sekali" bisik James dengan sedikit malu.
Haechan menggelengkan kepalanya, "tidak kau membuatku mengingat masa lalu diantara kita" bisik Haechan pelan, "kau selalu datang dengan kondisi seperti ini dulu" ujar Haechan seraya tersenyum mengingat masa lalu mereka.
James ikut tersenyum, "lalu setelah itu kau akan menangis dan memaksaku untuk tidur dengan beralaskan paha mu" ujar James lembut, nada yang tidak pernah Haechan dengar lebih dari dua puluh tahun. Haechan mencoba menahan air matanya yang akan terjatuh.
"Hyuckie, boleh aku berbaring untuk terakhir kalinya di pangkuan mu" pinta James lirih, Haechan segera beranjak mendekati James dan duduk disebelah James.
James dengan lemah mencoba berbaring dengan beralaskan paha Haechan, ia menutup matanya menikmati sentuhan lembut Haechan dikepalanya. "Bahkan jika nyawaku dicabut saat ini juga aku tidak akan keberatan" bisik James dengan nada puas.
"Aku ingin tidur sebentar" bisik James, "tidurlah aku akan tetap disini seperti ini" ucap Haechan, hilang semuanya hilang segala dendam dihatinya hilang hanya karena melihat betapa lemahnya sosok ini untuknya.
Satu jam James tertidur di pangkuan Haechan, dan Haechan pun menepati janji ia tetap disana dan tidak beranjak kemana pun. Senyum Haechan terkembang kala melihat James telah bangun.
"Terima kasih, sudah lama aku tidak tidur senyenyak ini" ujar James sembari bangkit secara perlahan dan duduk menghadap pada Haechan.
Tangan James dengan gemetar mencoba memegang pipi Haechan, "berbahagialah... Untukku" bisik James susah payah. Haechan tertegun menatap James, "kau sakit, kita panggil Yeji ya" ujar Haechan khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fak3 (Nahyuck X NCT127+Winwin)
FanfictionDonghyuck tidak tahu bagaimana arwahnya bisa masuk ke tubuh seorang pemuda yang sialnya memiliki wajah yang sama persis dengannya. Lee Haechan memilih untuk bunuh diri karena merasa tidak dibutuhkan lagi oleh orang-orang tersayangnya. Donghyuck men...