Haechan tengah memandang pada Taeyong dan Johnny yang tengah dipapah oleh Jaehyun dan Yuta. Dari lantai atas ia bisa melihat bagaimana kacaunya kedua orang itu, pulang dalam keadaan mabuk dan bahkan untuk berjalan sendiri mereka tidak bisa. Haechan tidak bisa melakukan apapun yang dapat dilakukannya hanya menggertakkan giginya kuat sebelum berlalu pergi, ini sudah 6 bulan tapi mereka masih sekacau itu.
Yuta dan Jaehyun hanya dapat memandang sendu pada Haechan yang pergi dalam keadaan marah. "Aku ada tugas yang harus ku kerjakan malam ini, tolong hibur dia nanti" pinta Yuta pada Jaehyun yang mengangguk.
Haechan baru akan memasuki kamarnya saat ia melihat kamar Doyoung yang terbuka sedikit, dengan perlahan ia mengintip sedikit dapat ia lihat hyungnya itu tengah menelpon seseorang dan tampaknya Doyoung sedang bertengkar dengan orang yang ada di dalam telpon.
"JOY, berhenti bermain-main, ini sudah ke delapan kalinya kau mengingkari janji yang sudah kita buat. Apa lagi alasanmu saat ini hingga kau membatalkan janji temu diantara kita" yjar Doyoung sedikit emosi.
Sedangkan Haechan yang mendengar dari luar hanya dapat memandang sendu pada Doyoung, inilah alasan kenapa Haechan tidak segera mengusir Joy/ Park Soo Young dalam hidup Doyoung. Gadis itu dalam kondisi yang tidak sehat, "Alzheimer" itu vonis dokter pada wanita cantik itu. Hati nurani Haechan yang Haechan pikir sudah mati tiba-tiba terketuk begitu saja.
Dan saat ini entah siapa yang menjawab telpon Doyoung entah benar-benar Joy atau sahabat Joy lagi. Haechan masih memandang sedih pada Doyoung sebelum matanya ditutup oleh seseorang, "Taeil hyung" panggil Haechan pelan.
Taeil mengecup pipi Haechan lalu membuka tangannya yang ada di mata Haechan, seraya tersenyum lembut Taeil menarik tangan Haechan untuk memasuki kamar si bungsu. Jaehyun yang tadinya berniat menghampiri Haechan mengurungkan langkahnya saat melihat Taeil dan Haechan masuk ke dalam kamar bersama.
Taeil mengarahkan Haechan untuk duduk di diranjang pemuda manis itu, "kenapa masih kau lihat jika itu menyakiti perasaan mu" ujar Taeil. "Aku hanya bingung kenapa gadis itu memilih menyakiti Doyoung hyung seperti ini, jika ia berkata jujur pada Doyoung hyung bukankah Doyoung hyung akan selalu di sampingnya" jelas Haechan.
Taeil tersenyum lembut, "cinta itu rumit Haechan, cinta itu memiliki sejuta arti, kalau kau bertanya kenapa sikap orang ini tidak sama dengan perspektif kita itu artinya ia memiliki definisi yang berbeda mengenai cinta" jelas Taeil.
"Menurutmu cinta itu apa?" Tanya Taeil pada Haechan.
"Cinta itu memiliki" jawab Haechan singkat, "karena aku tidak percaya bahwa kita akan bahagia jika kita melepas orang yang kita cintai" lanjut Haechan berkata.
Taeil mengangguk, "hm, itu tidak salah tapi juga tidak benar" ujar Taeil. "Suatu hari akan ada saatnya kau akan bahagia ketika kau merelakan orang yang kau cintai Haechan" jelas Taeil, namun Haechan justru berdecih. "Tidak hyung tidak ada satupun dari kalian yang akan kulepaskan, ini harga yang harus kalian bayar karena membuat Haechan yang asli mati" batinnya.
"Ayo sudah malam, anak kecil itu tidak boleh tidur lebih dari jam 10" ujar Taeil mengomel pada Haechan. Namun Haechan justru menyeringai, dengan cepat ia naik kepangkuan Taeil lalu mencium bibir kakak sulungnya itu.
Taeil memandang Haechan dengan terpana, dengan pelan ia pegang bibirnya yang tadi di cium Haechan, "kenapa mencium hyung?" Tanya Taeil bingung.
"Itu kecupan hyung" jelas Haechan, lalu tangannya ia taruh di pundak Taeil, "kalau ciuman itu yang seperti ini" bisik Haechan sebelum melumat bibir Taeil dalam, Taeil sempat terkejut namun pada akhirnya ia memegang pinggang Haechan dan menutup matanya, melihat itu Haechan menyeringai senang dan ikut menutup matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fak3 (Nahyuck X NCT127+Winwin)
FanfictionDonghyuck tidak tahu bagaimana arwahnya bisa masuk ke tubuh seorang pemuda yang sialnya memiliki wajah yang sama persis dengannya. Lee Haechan memilih untuk bunuh diri karena merasa tidak dibutuhkan lagi oleh orang-orang tersayangnya. Donghyuck men...