Haechan menatap Jaemin dengan pandangan sengit, "kenapa menyembunyikannya dariku?" Tanya Haechan dengan nada sinis. Namun bisa Haechan lihat bahwa Jaemin tidak gugup sama sekali, ia malah terkesan santai dan apa itu namja ini berani menyeringai dihadapannya. Habis sudah kesabaran Haechan, dengan cepat ia layangkan tangannya untuk memukul muka Jaemin.
Buagh.
Jaemin meringis kesakitan saat sudut bibirnya rasanya robek, "wow si manis ini benar-benar marah" batin Jaemin. Melihat respon Jaemin yang tidak terlihat menyesal sama sekali membuat Haechan benar-benar marah. Tanpa menunggu lagi ia kini sungguh-sungguh menghajar Jaemin.
Tendangan dan pukulan terus ia layangkan ke arah Jaemin, namun sekali pun Jaemin tidak membalas perbuatan Haechan. Ia membiarkan Haechan melampiaskan segala amarahnya. Meski harus babak belur disana sini tidak masalah asal Haechan bisa merasa lega.
Bruk
Haechan melempar tubuh Jaemin yang langsung merosot ke tanah. "Berapa yang kau minta untuk semua jasa-jasa mu ketika membantuku" ujar Haechan dingin yang berhasil membuat Jaemin menatap Haechan dengan bingung.
"Apa maksudmu?" Tanya Jaemin.
"Kau tidak mungkin bekerja secara gratis bukan, setiap jasa harus dihargai bukan begitu Nakamoto Jaemin" jawab Haechan dingin.
Jaemin semakin mengerutkan keningnya, "dan kenapa kau harus membayar ku?" Tanya Jaemin balik.
Namun Haechan justru tertawa sinis, "karena aku tidak ingin berhubungan lagi denganmu" jawab Haechan yang langsung membuat mata Jaemin terbelalak lebar. Dengan cepat ia berdiri dan menatap pada Haechan.
"Haechan-ah" panggil Jaemin panik, ia berusaha maju dan ingin memegang Haechan namun pemuda manis itu justru menghindar dan menatapnya dengan pandangan kecewa.
"Kau tahu Jaemin aku sangat mempercayai dirimu, lebih dari siapapun aku tidak pernah berfikir kau akan merahasiakan sesuatu dariku" ujar Haechan pelan yang berhasil membuat Jaemin merasa bersalah, "aku bahkan menceritakan rahasia terbesar ku padamu, namun kau berani menyembunyikan sesuatu dariku" tambah Haechan.
Haechan menguatkan dirinya, "karena itu aku tidak bisa menerima mu lagi disisiku Jaemin, tidak bisa" ujar Haechan pelan.
"Wae?" Tanya Jaemin pelan, "aku tidak mengkhianati mu Haechan, aku hanya merahasiakan sesuatu darimu" lanjut Jaemin menuntut.
Haechan tertawa sinis, "kau tahu Jaemin pengkhianatan terjadi ketika tidak adanya sebuah kepercayaan" ujar Haechan datar, "dulu aku mempercayai sahabatku melebihi dari siapapun dan kau tahu itulah awal nasib buruk ku dimulai" ujar Haechan penuh amarah.
"Dan karena hal itu aku menyiksa orang yang sangat mencintaiku bertahun-tahun dalam duka, appa ku, eomma ku, Hyung ku dan juga Jeno ku" Jawab Haechan, "aku mempercayai Yeji namun ia tidak percaya padaku" tambah Haechan dengan nada yang sangat amat terluka.
"Sama seperti apa yang kau lakukan sekarang" ucap Haechan dengan nada sinis. "Dulu aku kehilangan semuanya bahkan nyawaku, tapi sekarang aku tidak mau kehilangan siapapun, apalagi hidupku" ucap Haechan dingin dan akan berbalik pergi.
Jaemin dengan panik langsung memeluk Haechan dari belakang, ia mengeratkan pelukannya di sekitar dada Haechan. "Mian, mianhe Haechan, jeongmal mianhe" bisik Jaemin berulang.
"Aku bukan tidak percaya padamu hiks" ujar Jaemin dengan nada terisak, "tapi aku takut semakin kau tahu banyak dan terlibat di hidupku lebih jauh maka suatu hari aku yang akan menyeret mu dalam bahaya" tambah Jaemin dengan nada lirih, Haechan tidak berkomentar apapun ia hanya menunggu apa yang akan dikatakan Jaemin berikutnya.
Jaemin membalikan badan Haechan lalu menatap pemuda manis itu penuh kesungguhan, "aku tidak akan menyembunyikan apapun lagi darimu, tidak akan pernah aku bersumpah Haechanie" tambah Jaemin sungguh-sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fak3 (Nahyuck X NCT127+Winwin)
FanfictionDonghyuck tidak tahu bagaimana arwahnya bisa masuk ke tubuh seorang pemuda yang sialnya memiliki wajah yang sama persis dengannya. Lee Haechan memilih untuk bunuh diri karena merasa tidak dibutuhkan lagi oleh orang-orang tersayangnya. Donghyuck men...