Part 24

5.8K 736 65
                                    

Donghae mengerutkan keningnya melihat pemandangan sepi dihadapannya, "ini dimana? Batinnya bingung. Donghae memilih untuk tetap melangkah maju mencari keberadaan satu orang saja yang bisa ditemuinya. Namun meski sejauh apapun ia melangkah tidak ada satu manusia pun yang dapat dilihat olehnya.

"Hahahahhaha" tawa merdu seseorang tiba-tiba terdengar oleh telinga Donghae. Donghae yang tadinya akan beristirahat akhirnya bangkit dan mencari sumber suara tersebut. Walau samar kini ia mendengar lebih jelas dan lebih banyak suara.

Mata Donghae terbelalak lebar melihat kumpulan orang-orang diseberang sana. "YOONA, EOMMA, APPA, HAECHAN" panggil Donghae keras namun orang-orang diseberang sana sama sekali tidak melihat kearahnya. Donghae berlari lebih kencang berharap bisa menyusul mereka namun langkah Donghae semakin lambat atau mereka yang semakin cepat. Tiba-tiba Haechan menoleh pada Donghae, sambil tersenyum putranya itu melambaikan tangan. "bye-bye appa" ujar Haechan tanpa suara.

"HAECHAN"

Donghae menjerit seraya memanggil nama putranya, keringat dingin membasahi dirinya begitu banyak. "Mimpi apa itu" bisik Donghae. "Aku harus melihat Haechan" ujar Donghae seraya turun dari ranjangnya dan berjalan ke luar dari kamarnya, tujuannya hanya satu kamar putra bungsunya.

Donghae menghela nafasnya lega saat melihat keberadaan putra bungsunya. Dengan perlahan ia masuk dan duduk disebelah Haechan yang berbaring. "Syukurlah kau baik-baik saja" bisik Donghae lega.

"Hyung,... Hiks mianhe" bisik Haechan pelan dalam tidurnya yang membuat Donghae langsung mengelus kepala Haechan dengan sayang.

"Ssssttt itu hanya mimpi buruk jangan menangis sayang" bisik Donghae menenangkan Haechan.

Namun Haechan nampak semakin gelisah, "eomma mianhe...huks..hyuckie salah..." Tambahnya lagi yang seketika membuat tubuh Donghae menegang. "Hyuckie" batin Donghae bingung.

"Hikss.... Donghyuck salah appa... Donghyuck salah eomma... Donghyuck salah hyung" lirihan Haechan membuat Donghae melepaskan tangannya. Dengan tidak percaya ia menatap sosok yang tertidur dihadapannya.

"Donghyuck" bisik Donghae, tiba-tiba Donghae memijat kepalanya yang seketika sakit. "Kalau kau Donghyuck lalu dimana putraku" bisik Donghae bingung, seketika mimpinya yang tadi mengingatkan Donghae akan sesuatu. "Apa kau sudah tenang di sana bersama dengan eomma beserta Halmeoni dan Harabeoji mu sayang" bisik Donghae seraya menatap langit malam.

Dalam diam Donghae menangis ada satu kesimpulan dalam hatinya kini, "aku tidak tahu apa rencana mu Tuhan, jika memang putraku sudah berada ditempat yang indah maka aku akan ikhlas" bisik Donghae pasrah, "dan adikku yang kau kembalikan pada ku kini, aku pasti akan menjaganya dengan baik kali ini" tambah Donghae dengan penuh tekad.

Donghae memutuskan untuk tidur di samping Haechan malam ini, bagaimanapun ini tubuh putranya. Dengan perlahan ia bawa tubuh Haechan dalam dekapannya.

-------+++++-------

Haechan terbangun dengan tubuh yang pegal-pegal, namun saat melihat ia tidur dalam dekapan appanya ia hanya mengerutkan keningnya bingung. "Semalam saat aku tidur appa tidak berbuat macam-macam padaku kan" bisiknya seraya membayangkan hal yang tidak-tidak.

PLAK

Dengan keras ia memukul kepalanya sendiri, "pikiran gila apa itu, Kim Minggyu sialan ini pasti karena aku habis melihat video asusila yang dilakukannya pada putri kandungnya sendiri" umpat Haechan pada Minggyu.

Donghae yang sudah bangun sempat tertawa geli mendengar ocehan Haechan, namun satu nama yang disebutkan Haechan kemudian membuat Donghae terpaku.

"Minggyu, maksudmu Kim Minggyu?" Tanya Donghae yang membuat Haechan seketika tersentak kaget.

Fak3 (Nahyuck X NCT127+Winwin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang