____
Jeje bilang hari minggu gini cocoknya buat refreshing, atau seenggaknya jalan-jalan seperti kebanyakan orang pada umumnya.
Tapi untuk seorang Yasa Keanu Winata, hari libur tuh di habiskan buat tidur seharian. Dia termasuk contoh orang yang malas.
Pagi ini, Jeje sudah siap dengan pakaian santainya. Dia hanya memakai kaos putih panjang bergambar beruang, dan di padukan dengan celana jogger warna hitam.
Kini ia sudah berdiri di depan pintu bercat putih, dengan banyak hiasan robot yang di tempel di mana-mana. Di tengahnya tertulis -Kamarnya Yasa.
Jeje mulai membuka pintu itu dengan perlahan. Setelah terbuka lebar, Jeje di suguhkan pemandangan kamar yang masih gelap, namun cahaya lampu tidur aestetic milik Yasa membuat Jeje terpana. Kamar milik kembarannya ini terlihat sangat keren dan unik.
Di lemarinya banyak sekali pajangan. Diantaranya ada album, merchandise, lighstick permata biru, serta beberapa boneka Truz yang asa beli di line store.
Tak berbeda jauh dengan Asa. Dirinya juga sama-sama memiliki hobi yang sama seperti kembarannya. Alasan mereka menyukainya, karena mereka mengidolakan grup trejo si pencipta karakter Truz itu.
Oke.. balik lagi ke topik.
Sekarang langkah kakinya perlahan mendekati kasur. Di sana ia bisa melihat seonggok manusia dengan buntelan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Kembarannya itu masih terlelap dengan helaan nafas yang teratur.
Dengan sekali tarikan, Jeje menghempaskan selimut itu, dan berhasil membuat Asa sedikit terusik. Namun bukannya bangun, Asa malah semakin meringkuk, dan melanjutkan acara tidurnya.
"Asa bangun! lo kayak kebo anjir!!" Jeje menggeplak tangan Asa sedikit kencang. Sang empunya mengerjap merasa sakit, lalu mengusap-usap tangannya.
Asa terbangun, lalu menatap Jeje dengan wajah bantalnya.
"lo kalau mau bangunin biasa aja kek! kebiasaan main gaplok terus.. sakit tau gak?!" Asa mengomel mengeluarkan semua unek-uneknya.
Jeje mengangkat alisnya tak terima. "Yak! lo juga yang susah di bangunin! dasar kebo!!" Jeje mulai emosi, tangannya ia lipatkan di depan dada, menatap Asa dengan tajam.
Dan sekarang mereka malah saling menatap. Mungkin jika dalam dunia game, mata mereka pasti sudah mengeluarkan laser berwarna merah.
Saat mereka tengah asik bertatapan, suara menggelegar dari lantai bawah berhasil membuat mereka menutup kedua telinganya.
"ASA! JEJE! CEPETAN KE BAWAH!!"
Keduanya menghela nafas berbarengan, lalu berteriak tak kalah kencang "IYA MAMA!"
Kini suasana di kamar Yasa nampak senyap. Hingga perkataan Jeje selanjutnya membuat Asa menguap lebar, dan kembali lagi menarik selimutnya.
"Asa, gue ke sini mau ngajakin lo lari pagi di sekitar kompleks, lo harus ikut pokoknya! temen-temen juga ikut, dan bentar lagi mereka bakalan ke sini," katanya memaksa.
Asa berdecak kesal, ia benar-benar malas kalau di suruh lari pagi.
"lo aja sana, gue gak ikut!" Ucapnya sambil menutup matanya kembali. Dia sepertinya lupa, kalau tadi sang mama sudah menyuruhnya turun ke bawah.
Jeje memutar matanya malas. "Ayo dong sa! Lo harus banyak gerak, jangan kebo terus kerjaannya!" Jeje lantas menepuk-nepuk bahu Asa, sampai si empunya sedikit terganggu karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙰𝚂𝙰 & 𝙹𝙴𝙹𝙴 [END]
Teen Fiction[Dalam tahap revisi] _____ Ini tentang kisah si kembar yang terlihat ceria bersama teman-temannya. Namun di balik itu semua, mereka ingin membuktikan bahwa mereka itu kuat. Lemah bukan berarti tidak bisa bukan? _____ [Brothership, Friendship, angst]...