•°Maaf°•

171 23 0
                                    

________

Pagi tadi Asa berangkat sendiri, kali ini dia mengendarai motor scoopy warna biru milik ibunya, karena motor matic yang biasa ia pake kehabisan bensin, sepanjang jalan menuju sekolah, dia tak berhentinya memikirkan bagaimana caranya untuk mengatakan pada teman-temannya itu.

Dia memikirkan perasaan teman-temannya, pasti mereka sangat kecewa mendengar jika ia dan Jeje harus terpaksa berhenti mengikuti ekskul dance.

Sekarang pun, Agam yang sedari tadi merangkul Asa menuju kelas itu di buat bingung dengan temannya ini, dia tau kalau Asa itu orangnya pendiem, tapi saat dia bertemu dengannya di parkiran, dan sampai mereka tiba di kelas pun Asa hanya diam, biasanya walaupun pendiem dia selalu menyapanya, membahas aransemen lagu, ataupun membahas seputar rumus pelajaran matematika, emang pembahasan orang pinter mah beda.

Setelah duduk di bangkunya, Asa langsung menaruh tas nya begitu saja lalu menelungkupkan kepalanya karena saat ini kepalanya itu sangat pusing memikirkan hal yang harus dia sampaikan pada teman-temannya nanti.

Agam mengernyit heran, dia pun duduk di samping Mahen yang tengah fokus menonton anime di ponselnya, melihat itu ia pun menepuk-nepuk bahu si teman sebangku berulang kali "Itu si Asa ku naon nya? teu biasana jempe siga kitu, muka na lesu deuih, siga nu teu di bere dahar martabak saminggu" selesai menepuk bahu Mahen, ia pun mengeluarkan buku novel di dalam tasnya, ia sempat melirik Asa sebentar setelah itu mulai fokus ke arah bukunya dan membuka halaman yang belum beres ia baca.

[Translate: Tuh si Asa kenapa ya? gak kek biasanya diem gitu, mukanya lesu lagi, kayak gak di kasih makan martabak seminggu]

Mahen yang merasa terganggu mulai mempause layar ponselnya, ia melirik Agam di sampingnya "Ari situ teh ngomong jeung urang?" Tanyanya dengan nada kesal, saking kesalnya dia bertanya menggunakan bahasa sunda. moodnya saat ini tidak terlalu bagus karena ayahnya tidak memberinya uang saku gara-gara ketauan begadang nonton anime pake jurus maraton, lalu di tambah kuotanya dikit lagi mau abis.

[Translate: lo itu ngomong sama gue?]

Agam langsung menutup bukunya, dan memasang wajah aneh menatap ke arah mahen "nya mikir atuh! ari geus urang ngomong jeung saha nying! didieu teh saukur tiluan hungkul!" Ujarnya mendengus kesal, ya lagian di kelas masih sepi hanya ada Mahen yang sebangku dengannya, dan Asa yang duduk sendiri di bangkunya.

[Translate: ya mikir dong! emangnya gue ngomong sama siapa nying! di sini cuman ada tiga orang doang!]

"Biasa dong gak usah ngegas!" Setelah itu Mahen melanjutkan lagi menonton anime yang sempat ke skip gara-gara si Agam yang datang-datang main nepuk aja, kan kesel dianya.

"Iye iye" balas Agam dengan malas, lalu kembali fokus membaca bukunya.

Di sisi lain mereka tidak tau saja kalau saat ini Asa diam-diam menangis tanpa suara, dia bingung dan merasa frustasi, dia tidak mau keluar dari ekskul dance, tapi dia juga tidak bisa melanggar perintah papanya.

'gue bener-bener lemah' dan tentunya kata itu hanya ia ucapkan dalam hati.
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jean menatap malas layar ponselnya, sesekali ia berguling-guling di atas kasurnya, saat ini dia sangat bosan, karena sejak tadi dia tidak di perbolehkan keluar oleh mamanya, katanya dia perlu istirahat.

𝙰𝚂𝙰 & 𝙹𝙴𝙹𝙴 [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang