•°Malam yang mendebarkan°•

169 18 2
                                    


_____________

Motor scoopy milik ibunya ia letakkan begitu saja di tepi jalan, saat ini dia tidak tau dengan tujuannya, yang pasti dia tidak pergi ke jalan pulang, dia tidak menuruti perintah ayahnya untuk segera pulang dan memilih jalan-jalan seorang diri untuk sekedar mencari udara segar di malam hari.

Asa menghela nafas berat, ia mulai berfikir entah sampai kapan kehidupannya ini di penuhi akan larangan dari orangtuanya, selama ini dia dan saudaranya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah ketimbang di luar, dia ingin sekali merasakan kebebasan tanpa melakukan kebohongan yang selama ini di tutupinya dari sang ibu.

Lantas ia memijit pangkal hidungnya karena saat ini kepalanya terasa sedikit pusing, lalu ia pun mendongak menatap langit malam yang di terangi cahaya bulan dan juga bintang di atas sana, hingga beberapa saat kemudian ekor matanya tak sengaja menangkap sebuah bintang jatuh, buru-buru ia memejamkan mata sambil memanjatkan permohonan dalam hatinya.

'aku ingin bertahan, walaupun sebenarnya aku sudah sangat lelah, aku mohon apapun yang terjadi hari ini semuanya akan baik-baik saja'

Tid

Tid

"ck berisik banget sih!"

Asa menghentakkan kakinya kesal, suara klakson dari motor itu berhasil membuatnya terganggu, lantas ia berbalik untuk melihat siapa gerangan yang sudah berani mengganggunya itu.

Setelah berbalik ia mendapati beberapa motor berhenti tak jauh dari posisinya, matanya pun memicing saat salah satu dari mereka membuka helmnya dan beberapa saat kemudian terpampang lah wajah Hendra yang selama ini tidak pernah memunculkan diri lagi setelah mengembalikan motornya waktu lalu.

"Hai bro! udah lama nih kita gak ketemu" katanya sambil menuruni motornya, dia berjalan ke arahnya, begitupun juga yang lain.

Hendra tak sendiri, dia datang dengan teman-teman se geng motornya, dan yang asa tau di sana hanya yuno dan geyrald saja, selebihnya dia tidak tau siapa mereka.

Ngomong-ngomong saat ini mereka berada di jalanan yang tidak terlalu dilalui banyak orang.

"lo ngapain di sini sa?" Tanya yuno.

"gak ada"

Yuno hanya mengangguk saja, dia sudah terbiasa mendengar jawaban singkat dari yasa.

"sa lo mau ikut kita gak? si Hendra katanya mau traktir nih! iya kan?" geyrald merangkul pundak Hendra sambil ngedip-ngedipin matanya bermaksud untuk mengkode agar bilang 'iya'

Hendra melototi teman gondrongnya itu dengan tajam, kemudian ia melirik asa dan tersenyum manis kepadanya "ha.. haha yaa tentu.. gue yang traktir sa" ujarnya sambil terkekeh, diam-diam ia pun mencubit keras pinggang geyrald karena geram.

"AAAA SAKIT GOBLOK! DASAR MANUSIA BABI!" teriak geyrald meringis kesakitan.

Asa hanya menatap datar tingkah keduanya "gak" tolaknya dengan singkat, padat dan jelas.

Sepertinya tak hanya yuno saja yang di tolak, geyrald pun mendapat penolakan dari yasa, bibirnya menekuk ke bawah cemberut "yahh gak asik lo!" ujarnya kesal, tangannya mengusap-usap bagian pinggangnya yang terasa berdenyut nyeri.

Karena suasana mulai canggung, Hendra bermaksud untuk pergi saja daripada di tolak terus sama si yasa "yaudah sa, gue sama yang lain pergi dulu ya" pamitnya.

"Tunggu!" sebelum hendak pergi, Hendra menghentikan langkahnya dan berbalik, ia mengernyit heran menatap asa seolah bertanya "kenapa sa?"

"Maaf"

"Hah?"

Asa memutar matanya malas "gue minta maaf, dulu gue gak suka sama keberadaan lo, waktu itu gue salah, ternyata lo orangnya baik, gue bener-bener minta maaf dra" ujarnya sambil tersenyum, sementara Hendra dan teman-teman segeng nya melotot terkejut mendengar ucapan panjang dari yasa.

𝙰𝚂𝙰 & 𝙹𝙴𝙹𝙴 [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang