•°Latihan°•

193 21 2
                                    

˖⁺‧₊

Sudah dua hari semenjak si kembar sakit, sekarang keduanya pun sudah bisa beraktivitas dan sekolah lagi seperti biasanya.

Seperti sekarang ini. Setelah kelas berakhir, mereka memutuskan berkumpul di gedung Dance room milik sekolah.

Jika berbicara tentang Dance room. Seperti yang di ketahui, Treasure high school adalah sekolah menengah yang mempunyai fasilitas luar biasa. Sekolah ini menyediakan tempat bagi semua siswa dan siswi di sana untuk berlatih dance, merekam, dan membuat musik sendiri.

Di sana juga terdapat ruangan dance yang sangat luas, dan itu semua di khususkan untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler kesenian. Di ekskul kesenian pun sekolah mereka menyediakan banyak alat-alat musik, dan properti tari lainnya.

Tak hanya itu. Sekolah ini juga mempunyai fasilitas seperti asrama, tempat memasak bagi siswa yang mengikuti ekskul memasak. Ada juga tempat bela diri seperti taekwondo, tinju, kungfu dan lain-lain. kelas bahasa asing seperti Inggris, Jepang, Korea pun juga ada.

Treasure high school terlihat sangat mewah bagi kalangan masyarakat kelas atas. Jadi semua fasilitasnya pun sangat lengkap.

Oke.. kita kembali lagi ke tempat treasure 12 berada.

Saat ini kedua belasan berkumpul sambil duduk selonjoran dengan posisi melingkar di tengah lantai Dance room.

"Kalian berdua beneran udah sehat kan? awas aja kalau nanti tiba-tiba pingsan, lo berdua tau rasa!" Hanan memperingati si kembar yang saat ini berada di hadapannya. Ia memperingati seperti itu karena masih mengingat kejadian Yasa dan Jean yang tiba-tiba saja jatuh sakit, dan itu membuat ia sangat khawatir. Walaupun sekarang mereka sudah sembuh, Hanan tidak mau terjadi apa-apa lagi pada si kembar.

"Kita udah sehat bang! buktinya kita ada di sini kan buat ngerumpi" Jeje mencoba meyakinkan Hanan.

Plak!

Ucapannya itu membuat seseorang di sampingnya kesal, lalu menggeplak tangannya lumayan keras.

"Bukan ngerumpi bodoh! tapi ngegibah!" Ucap Juna membenarkan. Namun orang di sampingnya malah menjitak kepalanya "Gibah dengkulmu! kita sekarang mau diskusi sama latihan gobl*k! ternyata bener.. lo sama bodohnya kayak si Jean, dasar koala gembrot!" dan karena jitakan sayang dari Jihan, jidat Juna terlihat sedikit memerah.

Juna mengusap jidatnya sambil mengerucutkan bibirnya sebal "yaudah maaf! lo juga jangan main jitak napa?! nih lihat sakit jidat gue gara-gara lo!" Gerutunya sambil menunjukkan jidatnya yang memerah.

"Yaudah, rasain sih.. itu bentuk kasih sayang dari gue" Juna ingin memukul muka songong itu, namun keburu di cegah sama anak bontot di sampingnya "Yaelah.. dimana-mana kalian ribut mulu kerjaannya, sesekali akur napa? bosen gue lihatnya!" keluh Arwan yang udah capek lihat pertengkaran keduanya. Kepalanya lama-lama jadi pusing melihat kelakuan dua sahabatnya, yang sudah ia anggap abang sendiri itu.

Di sisi lain, Jeje melihat pertengkaran kedua sahabatnya dalam diam "Kalau lihat mereka bertengkar gini, rasanya jadi keinget pas gue pertama kali ketemu Juna sama Jihan" Ucap Jean tiba-tiba, semua yang fokus pada pertengkaran pun kini mulai beralih memperhatikannya. Jeje cukup lama terdiam, namun sesaat kemudian ia pun tersenyum menerawang masa lalu yang tak pernah ia lupakan sampai sekarang.

˖⁺‧₊

"Asa! ayo kita jajan ice cream!" Bocah berumur tujuh tahun itu menarik tangan kembarannya yang tengah asyik menonton TV, yang tayangannya sedang memperlihatkan kartun pororo kesukaannya.

"Gak sekarang Je.. aku mau nonton pororo dulu, kamu pergi aja sendiri ya? sekalian aku nitip" Bocah yang bernama Yasa itu melanjutkan lagi acara mari menontonnya dengan mata yang berbinar-binar.

𝙰𝚂𝙰 & 𝙹𝙴𝙹𝙴 [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang