Semoga ini bisa menghibur kalian 💙
˖⁺‧₊˚♡˚₊‧⁺˖♡︎˖⁺‧₊˚♡˚₊‧⁺˖
Dulu sewaktu masuk smp, saat melaksanakan MPLS pertama, hari itu si kembar pertama kali bertemu dengan si imut Mahendra Dwijaya dan Agamsyah Dwi Januarta si orang bandung, mereka berempat itu seumuran, sebab itulah mereka menjadi akrab satu sama lain, saking akrabnya, mereka mendapatkan kelas yang sama seperti takdir tak dapat memisahkan mereka.
Hingga suatu hari saat keempatnya naik kelas delapan, ada seorang murid baru datang ke kelas mereka, namanya Hendrawan Revano.
Semenjak ada murid baru itu, Asa nampak tidak suka dengannya, alasannya karena si murid baru sangat dekat dengan kembarannya hingga ia terlupakan, bisa di bilang Asa cemburu, namun ia hanya memendamnya seolah-olah ia tidak mempermasalahkan hal itu.
Tapi mungkin itu hanya masa lalu, karena saat itu egonya sedang dalam masa-masa tingginya.
Walaupun dia tidak menyukai Hendra, namun dia tak bisa untuk mengatakan bahwa Hendra termasuk orang yang sangat baik.
Saat Asa di bully sekelompok anak yang tidak menyukainya, Hendra selalu datang dan membantu melawan dengan kemampuan bela dirinya, jika mengingat Hendra yang selalu membantunya, Asa semakin merasa bersalah, ingin mengucapkan terimakasih pun ia sangat malu, karena ia sudah berburuk sangka tentang Hendra selama ini.
Dan sampai sekarang pun, ia masih merasa bersalah, Asa masih malu untuk mengucapkan terimakasih padanya. mungkin rasa terimakasihnya belum seberapa dibandingkan kebaikan Hendra selama ini.
Seminggu yang lalu setelah pulang latihan dari sekolah, Hendra menampakkan diri lagi untuk mengembalikan motor kesayangannya tanpa lecet, saat mengingat hari itu, sepertinya Asa harus terbuka dengan Hendra mulai dari sekarang.
Asa berfikir, walaupun Hendra nakal, dia itu orangnya baik, saat dia melihat seorang nenek yang kesusahan menyeberang pun, Hendra datang dan membantunya menyeberang jalan, Asa mengetahuinya dari Jeje selama ini.
Mungkin sudah saatnya Asa harus menerima Hendra sebagai sahabatnya.
..
.
.
.
"Psst... sa jangan ngelamun!" Jeje berbisik sambil menyenggol lengan Asa sedikit kuat, namun Asa masih melamun entah kenapa.
Kelas si kembar saat ini sedang melakukan praktek biologi di dalam lab, mereka di bagi lima kelompok dengan berisi empat orang perkelompoknya untuk melakukan praktek.
Nah kebetulan Mahen dan Agam sekelompok dengan si kembar, saat ini mereka mancampur bahan-bahan dari satu wadah ke wadah lainnya seperti yang pak Jinan ajarkan.
Saat yang lainnya sedang sibuk, Asa justru malah melamun, hingga Jeje yang duduk di sampingnya berbisik-bisik supaya kembarannya itu kembali sadar, Jeje berbisik seperti itu karena pak Jinan akan marah jika ia membuat kebisingan.
Pak Jinan saat ini tengah berdiri dan memperhatikan semua muridnya, namun matanya melirik tajam ke arah bangku bagian belakang yang sepertinya sedang berbisik-bisik.
"Jean kenapa bisik-bisik seperti itu?" Tanya pak Jinan tegas,
Jeje lantas terkejut saat namanya di sebut "e-enggak kok pak! i-ini Asa ngelamun terus dari tadi" Ucapnya terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Lantas pak Jinan melirik Asa yang tak bergeming di tempatnya, dan benar saja, muridnya itu sedang melamun di jam pelajarannya, karena emosi pak Jinan pun mulai mengambil nafasnya dalam-dalam, Mahen dan Agam menelan ludahnya takut, begitupun dengan Jeje.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙰𝚂𝙰 & 𝙹𝙴𝙹𝙴 [END]
Teen Fiction[Dalam tahap revisi] _____ Ini tentang kisah si kembar yang terlihat ceria bersama teman-temannya. Namun di balik itu semua, mereka ingin membuktikan bahwa mereka itu kuat. Lemah bukan berarti tidak bisa bukan? _____ [Brothership, Friendship, angst]...