•°Remember us°•

144 15 0
                                    

Happy reading!











































"kalian siapa?"

Dua kata itu berhasil membuat mereka panik sekaligus takut, Asa yang duduk di kursi roda pun tak bisa menahan tangisannya.

Jean mulai melupakannya.

"Jeje ini gue! gue Yasa adik kembar lo, gak mungkin kan lo gak inget? tolong hiks inget gue je!" Yasa memberontak dari kursi rodanya, Jennie segera menenangkannya dan teman-temannya pun hanya bisa menangis mendengar perkataan dari Jean yang baru tersadar beberapa saat yang lalu.

Jean mengerutkan keningnya saat kepalanya terasa sakit dan berputar, dia mengingat kilasan acak berusaha mengingat semua orang di sekelilingnya.

Tak lama kemudian air matanya menetes saat teringat kembali kenangannya bersama teman-temannya, orang tuanya, dan terakhir... dia tidak bisa mengingatnya dengan jelas.

"Mama-" katanya sembari menatap Jennie. kemudian beralih melihat teman-temannya dan berusaha menyebutkan nama mereka satu persatu.

Terakhir matanya tertuju pada orang yang menatapnya seperti berharap namanya akan disebutkan.

"k-kenapa gak bisa... arghh lo siapa!" Jean memegang kepalanya yang terasa sakit, telinganya berdengung sehingga menambah kesakitannya.

"gue gak inget!!" teriaknya dengan mengacak-acak rambutnya, tiba-tiba dadanya terasa sesak dan nafasnya pun memburu.

Dafin yang sedari tadi di sana pun segera menyuntikkan obat penenang pada Jean, hingga anak itu kembali tenang dan perlahan mulai kehilangan kesadarannya.

Melihat Jean kesakitan seperti itu membuat mereka semakin khawatir, di pelukan Jennie Yasa tak hentinya menangis mendengar teriakkan Jeje yang berusaha mengingat siapa dirinya.

'Je... kenapa lo gak inget gue?'

𝙰𝚂𝙰 & 𝙹𝙴𝙹𝙴

Karena tidak ingin mengganggu Yasa dan mamanya, mereka bersembilan memutuskan pergi karena hari sudah semakin larut.

Mereka berjalan lesu ke arah parkiran rumah sakit, hari ini benar-benar melelahkan dan membuat mereka terguncang karena harus mendengar kenyataan pahit yang menimpa teman kembar mereka.

Hanan yang tadi membawa mobil saat membawa Yasa ke rumah sakit pun bersedia mengantarkan teman-temannya untuk pulang, karena beberapa di antara mereka tidak membawa kendaraan selain dia dan Jihan yang membawa motor.

Sisanya Juna ikut nebeng pada Jihan, karena rumah mereka berdua yang bersebelahan.

Mobil Hanan mulai melesat jauh dari perkarangan rumah sakit, kini hanya menyisakan Jihan dan Arjuna yang ternyata masih setia di parkiran karena alasan Juna yang ingin membeli minuman dulu sebelum pergi.

Mau tak mau Jihan harus menunggu teman seumurannya itu, walaupun hatinya jengkel karena semenjak pergi membeli minuman Juna belum juga menampakkan batang hidungnya.

"anjirlah lama-lama gua lumutan di sini, di mana sih tuh anak?! apa jangan-jangan dia nyasar lagi?" cerocosnya kesal sambil duduk di atas motor CBR merahnya, dan menatap orang-orang berlalu-lalang di sekitarnya.

matanya berpendar mencari keberadaan Juna, karena tak kunjung mendapatinya, dia berlalu untuk mencari saja karena mulai bosan.

Jihan sibuk mencari ke sana dan kemari, namun hasilnya nihil.

𝙰𝚂𝙰 & 𝙹𝙴𝙹𝙴 [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang