____
Kali ini kesabaran Yasa sudah berada di ambang batasnya, sore tadi dia menemui Juna ke rumahnya untuk mendengar cerita lengkap dari kejadian malam itu, dia benar-benar marah setelah Juna menceritakannya.
Saat melihat bekas luka yang di terima Juna, dia jadi merasa bersalah, karena masalahnya dengan Rizal malah berimbas buruk pada temannya itu.
Lantas sepulangnya dari rumah Juna, dia langsung nekat pergi sendirian ke markas geng Redmoon tempat Rizal dkk biasa berkumpul, Juna saat itu ingin mencegahnya namun Yasa keburu melesat pergi dengan motornya.
Hanya bermodalkan dirinya, dia ingin menyelesaikan semua masalahnya dengan Rizal, dia benar-benar sudah jengah, dan memutuskan mengakhirinya seorang diri tanpa menyusahkan teman-temannya.
Saat sampai di markas Redmoon, motornya dia biarkan tergeletak begitu saja.
Melihat kedatangan seseorang ke markasnya, Rizal yang kebetulan sedang berkumpul di luar bersama teman-temannya nampak terkejut, namun tak dapat di pungkiri bahwa mereka terlihat sangat senang, ternyata tanpa harus susah payah mendatanginya, mangsa mereka malah datang sendiri menyerahkan dirinya ke kandang singa.
Yasa berjalan mendekati mereka, raut wajahnya terlihat penuh dengan amarah "Woy Rizal bangsat! gue mau lo berhenti ganggu temen-temen gue! urusan lo sama gue bukan sama mereka!!" Teriaknya emosi sambil menunjuk-nunjuk Rizal dkk.
Rizal mengangkat sudut bibirnya tersenyum smirk, dia berjalan mendekati Yasa hingga berhadapan dengannya dari jarak yang cukup dekat, kedua mata mereka saling menatap memancarkan aura kebencian.
"Oh gitu ya? tapi kalau gue gak mau gimana..?"
Yasa mengangkat alisnya bingung "maksud lo apa huh?" ucapnya kesal.
Rizal manaruh tangan kanannya di bahu Yasa dan merematnya kuat, Yasa membulatkan matanya, ia meringis kesakitan "Gak semudah itu.. " ucapnya berbisik di telinga Yasa.
Yasa semakin geram, dengan sekuat tenaga dia memukul perut Rizal sampai tersungkur ke belakang.
Tak terima ketua mereka di pukul, sekitar sepuluh orang yang ada di sana tak tinggal diam, dan mulai menghajar Yasa.
Di sela-sela menghajar mereka, Yasa tersenyum mengejek "Rizal lo itu pengecut! kalau bisa satu lawan satu dong! kok malah main keroyokan!" Teriaknya sambil terus menghalau pukulan demi pukulan dari mereka.
Mendengar itu, Rizal yang masih berdiri di sana mengepalkan tangannya kesal, dia berteriak menyuruh teman-temannya untuk berhenti, saat ini penampilan Yasa nampak hancur dengan beberapa luka yang menghiasi wajahnya.
Rizal menghampiri Yasa yang sudah tersungkur tak berdaya, kemudian ia mencengkram erat rahang Yasa dengan kuat.
"Kalo gitu terima hadiah dari gue.." ia melepaskan cengkeramannya, dan mulai memukuli Yasa dengan brutal.
Rizal memukulinya tanpa ampun sampai menginjak-injak perut Yasa, sementara Yasa sudah terbaring tak berdaya dan terus menirima pukulan itu sambil meringis kesakitan.
Rizal berteriak marah "Ini buat lo yang udah rebut posisi gue jadi yang pertama!"
Bugh!
"Gara-gara lo mereka nyiksa gue lagi!" Tanpa Rizal sadari air matanya jatuh dan mengalir membasahi pipinya.
Di tengah kesakitannya Yasa menatap Rizal bingung, dia merasa ada yang tidak beres dengan Rizal, terlebih lagi perkataan Rizal membuat hatinya teriris.
Rizal seperti menyembunyikan kesedihannya seorang diri.
Melihat ketua mereka yang semakin brutal, mereka buru-buru memisahkan keduanya, karena menurut mereka Rizal sudah kelewatan batas.
"Udah cukup Zal! lo mau bunuh dia huh?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙰𝚂𝙰 & 𝙹𝙴𝙹𝙴 [END]
Teen Fiction[Dalam tahap revisi] _____ Ini tentang kisah si kembar yang terlihat ceria bersama teman-temannya. Namun di balik itu semua, mereka ingin membuktikan bahwa mereka itu kuat. Lemah bukan berarti tidak bisa bukan? _____ [Brothership, Friendship, angst]...